Selanjutnya, pada siang harinya, Amran juga menerima kunjungan dari Duta Besar Thailand untuk Indonesia di kantornya. Pertemuan tersebut tidak terlewatkan untuk membahas perkembangan teknologi baru yang dapat diterapkan dalam pengembangan lahan rawa.
"Sama halnya dengan FAO pada pagi harinya, Dubes Thailand ternyata memiliki pengalaman dalam pengelolaan wetland. Jadi, saya mencoba untuk menjalin kolaborasi, mengingat kita telah mengelola 400 ribu hektare lahan rawa. Dengan bekerja sama, kita dapat saling berbagi teknologi yang dimiliki, sehingga dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak," ungkapnya.
Amran berharap agar dalam waktu yang singkat, seorang ahli dapat datang ke Indonesia untuk segera membahas penggunaan teknologi baru dalam meningkatkan produksi di lahan rawa. Selain itu, ia juga menyatakan niat untuk mengirim seorang ahli dari Indonesia ke Thailand sebagai bentuk kolaborasi saling menguntungkan.
"InsyaAllah, kami berharap agar dalam waktu dekat ahli tersebut dapat datang, dan sebaliknya, kami juga akan mengirimkan ahli kami ke sana. Karena permasalahan produksi padi bukan hanya menjadi isu nasional, tetapi juga menjadi isu global. Kami percaya bahwa kolaborasi antarnegara dapat memberikan solusi yang lebih baik," ujar Amran.
Lebih lanjut, Amran menjelaskan bahwa upaya ini bertujuan untuk mengurangi impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Jika teknologi baru ini berhasil diimplementasikan di lahan rawa Indonesia, bukan hanya swasembada pangan yang dapat dicapai, melainkan juga potensi untuk melakukan ekspor beras ke luar negeri.
Dia menargetkan bahwa pada bulan Desember 2023, pihaknya bersama dengan pihak terkait akan dapat melakukan rapat, sehingga dapat bergerak dengan cepat dalam pengembangan lahan rawa.
"Kami berusaha semaksimal mungkin, saya berharap pada bulan Desember kita sudah dapat melakukan rapat agar dapat bergerak dengan cepat," tegasnya.
Pada tahap awal, penerapan konsep lahan rawa tersebut akan dilaksanakan di beberapa wilayah, termasuk Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, dan Riau.
"Ada rencana juga untuk Bengkulu, gubernurnya berminat datang. Intinya, kami berkomitmen untuk membangun konsep ini di seluruh nusantara yang memiliki potensi lahan rawa," tambahnya.
Sumber Referensi :