Mohon tunggu...
Alvioni SalsabillaPramardini
Alvioni SalsabillaPramardini Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Welcome to my page

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Kematian George Floyd Seorang Warga Afrika-Amerika yang Diakibatkan oleh Tindakan Rasis Polisi Kulit Putih

11 Juni 2024   09:59 Diperbarui: 11 Juni 2024   13:30 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara Indonesia yang kita ketahui banyak dan beragam ras, suku, agama, etnis, budaya, dan jenis kelamin. Yang mana itu semua menjadikan bangsa dan negara Indonesia memiliki semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Namun dari semboyan tersebut belum bisa menjadi bukti kerukunan Bangsa dan Negara Indonesia ini, karena masih ada saja diskriminasi yang terjadi antar umat manusia dari berbagai macam daerah yang ada di Negara Indonesia. 

Bahkan bukan hanya diskriminasi atau rasisme yang dirasakan oleh masyarakat Papua saja, melainkan di sekitar kita pun dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari sering ada yang mendapatkan perlakuan diskriminasi atau tindakan rasisme. 

Dari keberagamannya tersebut menyimpan banyak konflik, yang mana konflik tersebut juga disebabkan dari adanya sebuah perbedaan-perbedaan antar manusia salah satunya perbedaan warna kulit (hitam dan putih). Tindakan rasisme tersebut dapat mengancam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Rasisme adalah salah satu bentuk kebencian yang bahkan bukan hanya pada agama, suku, dan etnis, melainkan juga terjadi pada warna kulit yang mungkin hanya terlihat masalah kecil. Rasisme disebabkan karena adanya sebuah keyakinan yang besar dalam diri dan juga lingkungan sekitar kita. 

Terlebih bahkan manusia yang sering melakukan hal tersebut (diskriminasi warna kulit putih dan kulit hitam) awalnya hanya dijadikan sebagai bahan candaan atau lelucon saja, namun ternyata hal tersebut fatal terjadi dan membuat si korban (yang terdiskriminasi) merasa tersinggung dan marah. 

Kata "monyet" yang sering dilontarkan kepada kaum kulit hitam salah satunya masyarakat Papua, merupakan perkataan yang negatif dan bersifat ofensif. Ras kulit hitam dan kulit putih menjadi salah satu hal yang seringkali menimbulkan konflik. Ketimpangan ras kulit hitam dan putih sudah mengakar dari zaman dulu baik dalam budaya dan sejarah Indonesia, yang mana kaum mayoritas (kulit putih) menganggap bahwa mereka berada di atas (kedudukannya lebih tinggi) dan mereka yang berhak mengatur semuanya, sedangkan masyarakat yang minoritas (kulit hitam) dianggap berada di bawah dan tidak pantas untuk berada diatas.

Hal ini juga dibarengi atau berhubungan dengan rendahnya pemahaman masyarakat Indonesia mengenai makna dari semboyan Bhineka Tunggal Ika. Semboyan tersebut diartikan sebagai wujud yang menggambarkan adanya keragaman yang dapat membentuk sebuah kesatuan atau keseragaman, dan kasus rasisme yang seringkali terjadi di Indonesia juga tidak mencerminkan atas kalimat pada sila ke 2 yaitu "kemanusiaan yang adil dan beradab". 

Dari sila tersebut, memiliki makna yang mana kita sebagai umat yang beragama, dan setiap agama diajarkan sikap saling menghormati, saling menghargai tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, agama, etnis, bahkan ras warna kulit. Kita harus punya rasa kemanusiaan yang tinggi, karena perbuatan rasisme bukan hanya berdampak pada mereka atau korban saja, tetapi juga bisa berdampak pada diri sendiri yang melakukan.

Rasisme bisa terjadi kapan saja dan dimana saja baik itu dalam bidang pendidikan, tempat hiburan, dan lain sebagainya. Rasisme juga sering terjadi di sekitar atau lingkungan pribadi saya sendiri, dimana ketika itu ada teman saya yang berkulit hitam, dan ia selalu minder terhadap teman-temannya yang berkulit putih. 

Ia yang berkulit hitam selalu mendapat ejekan atau cibiran yang mengatakan bahwasannya orang kulit hitam itu bau, tidak pernah mandi, tidak pernah diurus, dan orang yang berkulit hitam hampir sering mendapatkan perkataan "kulit nya hitam, pasti dari papua ya?" pernyataan seperti itu sudah termasuk rasisme yang berlebihan. Kita tidak bisa menjustifikasi orang yang berkulit hitam itu sebagai orang Papua. 

Karena kalau sampai orang Papua asli yang mendengar hal itu dapat tersinggung. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya konflik yang bahkan bukan pada waktu yang sebentar, bisa menyebabkan konflik yang mungkin berkepanjangan. Dan saya juga sering menemukan ketika ada orang yang berkulit putih dan orang tersebut berasal dari daerah Papua, selalu mendapatkan pertanyaan "kok orang Papua putih? bukannya harusnya hitam ya?", "untung saya bukan orang Papua". Dalam hal ini berarti masyarakat Papua masih dianggap semuanya itu hitam, primitif, dan dan seakan orang Papua tidak boleh memiliki kulit yang putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun