Mohon tunggu...
Alvin Wahyu Kurnia
Alvin Wahyu Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis untuk Belajar, Bukan Menulis untuk Menggurui

Saya adalah seorang Mahasiswa Universitas Terbuka Semester 4 yang baru mendalami ilmu kepenulisan. Kegiatan sehari-hari kuliah, Pengacara (Pengangguran Banyak Acara), Jualan Desain Vektor bersama Teman, Bersepeda, dan tidak suka bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Produktif Butuh Proses

26 Juli 2021   06:22 Diperbarui: 26 Juli 2021   06:28 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Menjadi orang yang produktif tidak serta merta tiba-tiba langsung bisa dan terlatih produktif. Seseorang bisa produktif jika dirinya sudah menjalani segala hal tanpa penundaan selama lebih dari 90 hari. 90 hari adalah waktu yang paling bisa untuk dijadikan patokan melakukan sesuatu secara konsisten tanpa putus nyambung, supaya kebiasaan seseorang bisa terbentuk dan menjadi sebuah identitas baru di hidupnya. 

Akan banyak halangan di tengah jalan untuk menghentikan setiap niatmu melakukan keproduktifan tersebut, karena sebuah rencana, apapun itu, pasti tidak jauh dengan yang namanya halangan. 

Halangan bisa bermacam-macam, ada yang timbul dari dalam diri, dan yang timbul dari luar diri. Biasanya yang timbul dari dalam diri adalah hal-hal yang sifatnya penundaan karena malas melakukan hal tersebut, tidak siap untuk berkembang, inginnya berada di zona nyaman seterusnya, dan lain-lain.

Maka dari itu, belajar menjadi produktif adalah sesuatu yang tidak gampang untuk dilakukan. 

Tidak bisa seseorang selalu menyalahkan keadaan, atau menyalahkan diri sendiri karena penundaan yang masih sering dilakukan dan rasa malas yang masih ada ketika melakukan proses menjadi produktif tersebut. 

Kita harus paham bahwa tidak bisa sesuatu yang belum biasa dilakukan, tiba-tiba harus benar-benar menguasai saat itu juga, sehingga tidak ada celah sedikitpun untuk berbuat kesalahan dalam menjalaninya. 

Kita harus paham cara kerja dunia, bahwa segala hal perlu yang namanya proses, dan hal itu akan selalu ada sampai kapanpun, dimanapun, dan siapapun orang yang menjalaninya. 

Kuncinya ada pada kesabaran melakukan sebuah hal, tidak ada hal yang sia-sia untuk kita lewati dan kita pelajari, semua akan menghasilkan jika sudah waktunya.

Tempo hari, saya pernah menulis seperti ini:

"Ingatlah, mau dimana kita sekarang ini, apapun yang kita alami, apapun yang kita lakukan, apapun yang menjadi pilihan kita, semua itu adalah hasil dari pikiran, proses, dan prioritas yang telah kita jalani selama bertahun-tahun yang lalu".

Tidak ada yang terjadi begitu saja, segala hal berkaitan dengan sebuah peristiwa di masa lalu, apa yang kita lakukan di masa lalu, akan mempunyai akibat di kehidupan sekarang. 

Hukum sebab akibat, hukum karma yang masih berlaku adalah suatu hal yang memang benar adanya, kita tidak bisa menghindar dari hal tersebut. 

Setiap hal akan memiliki resiko, setiap hal akan memiliki konsekuensi, yang kita tanam hari ini, akan kita petik suatu hari nanti. Maka, berusahalah menanam suatu hal yang baik, karena yang baik akan menghasilkan kebaikan pula, begitupun juga sebuah keburukan, hasilnya akan buruk juga, jika yang kita tanam adalah keburukan. 

Berpikirlah sebelum bertindak, jikapun pilihan kita salah, hal itu harus menjadi sebuah pelajaran masa lalu, supaya lebih baik di masa depan, lalu lupakan, dan jalani apa yang ada saat ini, janganlah menyesali perbuatan di masa lalu, sehingga kita terkekang dan menjadi sebuah pagar penghalang untuk berjalan melakukan perubahan.

Proses Bukanlah Kunci Sukses

Jika proses adalah kunci sukses, apakah berproses untuk mendapatkan hasil yang bisa membawa kemudharatan bagi diri kita, bisa disebut sebagai sebuah kesuksesan?

Jika kita hanya mengandalkan proses saja, tanpa melihat tujuan dari melakukan proses tersebut, apakah itu juga baik untuk kedepannya?

Kita tidak tahu, jika menjalani proses ini, kehidupan keluarga kita bakal terganggu dengan hasil yang diperoleh nantinya? Kita juga tidak tahu, jika kita melakukan hal tersebut, apakah waktu kita semakin banyak, atau malah semakin sedikit untuk orang-orang terdekat kita nantinya?

Jika kita bisa memaknai penundaan untuk melakukan hal-hal yang kita inginkan sebagai bentuk pencegahan kita, maka seharusnya kita bersyukur dengan hal tersebut, karena mungkin kita bisa terhindar dari kegagalan tersebut, kita bisa terhindar dari keburukan di dalam proses tersebut, dan itu semua akan kita alami jika kita bersikeras untuk memulai suatu hal tanpa dipikirkan matang-matang, atau malah terjebak dengan hasil yang telah kita peroleh.

Kita mungkin pernah mendengar, seorang tentara berpangkat tinggi, gajinya yang cukup lumayan untuk bisa bertahan hidup serta untuk tunjangan di masa tuanya nanti, tetapi, dia akhirnya memilih menyudahi lalu meninggalkan segala kenyamanan dan pangkat yang telah diperolehnya tersebut, lalu memilih untuk menjadi guru sekolah dasar di desanya dengan gaji yang pas-pasan.

Ada juga, yang bekerja sebagai karyawan bank, hingga akhirnya dia memilih meninggalkan segala kenyaman kerja serta meninggalkan gaji yang lumayan besar tersebut, dan banting setir menjadi pedagang online shop. 

Kita semua pasti tahu, tidak semua bank menerapkan hukum syariah, jika seseorang hanya melihat sebuah prosesnya saja, tanpa melihat apakah yang dihasilkan tersebut berkah atau tidak, maka keburukan tersebut akan menimpa kita.

Masih banyak lagi studi kasus diluar sana, yang pada intinya kita harus selalu memikirkan setiap hal yang kita mulai. Tidak serta merta proses itu baik, tidak pula sebuah proses adalah sebuah kunci sukses, karena makna sukses yang hakiki bukan diukur dari keberlimpahan materi, dan ketenaran yang membuat mata kita iri melihatnya. 

Seseorang sering tidak tahu sebelum melakukan, tetapi sering menyesal karena telah melakukan. 

Maka, tidak ada salahnya, mendengarkan setiap nasehat baik yang datang kepada kita, karena, hidup tidak selalu tentang ketenaran nama, keberlimpahan harta, namun, hidup adalah sebuah pembelajaran tiada henti, sebagai tempat menjalankan perintah-Nya serta tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang telah dilarang oleh-Nya.

Proses adalah Sebuah Ilusi, Jangan Mudah Puas dan Teruslah Bertumbuh

Jangan pernah memperhitungkan sebuah proses yang telah kita lakukan, bahkan orang lain pun tidak akan peduli dengan proses yang telah kita lakukan, mereka hanya melihat hasil dari kinerja kita. 

Hasil adalah suatu bukti bahwa kita telah mengerjakan suatu hal, seolah-olah, hasil tersebut terlihat instan, namun, orang lain tidak pernah melihat perjuangan berdarah-darah yang telah kita lakukan dibalik hasil tersebut. 

Disaat kita berpikir untuk memulai sebuah rencana, pasti ada orang lain yang sudah mempunyai rencana untuk memulai sesuatu, disaat kita gagal 1 kali, mendapatkan penolakan 10 kali, pasti ada orang lain di luar sana yang kegagalannya berkali-kali lipat, serta mendapatkan penolakan yang tak terhitung jumlahnya. Jangan mudah puas dengan sebuah hasil dan jangan pernah berhenti untuk melakukan suatu perubahan.

Kepuasan terhadap hasil yang telah diperoleh adalah jurang tepi menuju kegagalan, seseorang tidak akan pernah berkembang dan maju, jika rasa puas selalu digunakan sebagai alasan untuk menikmati setiap hasil yang diperolehnya. 

Bukannya melarang untuk menikmati sebuah hasil, namun, alangkah lebih baiknya jika sebuah hasil tidak digunakan sebagai tolak ukur dalam menjalani sebuah proses melakukan sesuatu. 

Akan tetapi, sebuah hasil bisa digunakan sebagai sebuah semangat untuk menorehkan hasil yang lebih baik lagi di masa depan.

Jika seseorang mudah puas dengan sebuah pencapaian kecil, maka dirinya mempunyai batas pencapaian hanya dari kepuasan kecilnya tersebut. Pengalaman seseorang akan berhenti ketika dirinya sudah merasa puas dan cukup dengan sebuah pencapaian. 

Jika seperti itu, pencapaian hanyalah sekedar pencapaian, dimana menjalani sebuah proses dianggap sudah tidak penting lagi. 

Secara tidak langsung, hasil menjadi tolak ukur kesuksesannya, sehingga, menikmati sebuah proses, dianggap hanya membuang-buang waktu saja.

Proses merupakan perjalanan panjang tiada batas. Apalagi proses yang didasari untuk sebuah kebaikan, pertumbuhan ke arah yang lebih positif, maka hal tersebut tidak lantas membuat kita cepat puas. 

Cepat puas dalam hal kebaikan, sangat tidak diperbolehkan dan sebaiknya tidak dilakukan. Mengingat, sebuah kebaikan adalah ladang amal bagi setiap umat manusia, maka tidak sepatutnya hal tersebut mempunyai tolak ukur atau terlalu dihitung-hitung.

Kebaikan bersifat hakiki, jika seseorang bisa menjaga dirinya supaya terus berbuat kebaikan, maka semoga hidupnya bisa selamat serta bahagia di dunia ini, maupun di kehidupan setelah mati.

Ketika Sebuah Proses Selalu Dilupakan

Maka seseorang akan cenderung terombang ambing dan mudah sekali untuk dijatuhkan, serta tidak mengerti susah senangnya menjalani sebuah proses. Proses tidak bisa dibohongi, proses tidak bisa di maju mundurkan, apalagi sampai dilupakan. 

Proses sifatnya mutlak, ia akan selalu ada mengisi semua waktu yang telah diberikan tuhan kepada manusia.

Berbicara sebuah proses, bukan lagi berbicara tentang sebuah kesuksesan semu, kegagalan palsu, atau impian yang sifatnya tabu, proses adalah bagian dari kehidupan kita sekarang, ia tidak bisa tidak ada hanya karena mungkin kita tidak menginginkannya. 

Tetapi, menjalani proses merupakan sebuah pilihan masing-masing, menjalaninya dengan cara yang baik, atau menjalaninya dengan cara yang buruk. Proses tetaplah sebuah proses, tidak kurang dan tidak lebih, dan akan terus ada hingga akhir masa nanti. 

Setiap jiwa adalah para insan yang memiliki keputusan hati, membuat keputusan adalah langkah utama ketika sebuah proses mulai dijelajahi oleh manusia, namun, manusia hanyalah manusia, dia hanya menuruti apa kata illahi, sembari menjalani setiap mimpi. 

Persetan dengan kegagalan ataupun kesuksesan, mereka hanyalah sampah yang tidak berguna, karena bisa memperdayai setiap proses yang dijalani manusia, sehingga kenikmatan sukses, serta keterpurukan karena kegagalan menjadi sebuah tembok penghalang besar untuk menjalani setiap proses di dalam waktu yang terus berjalan. 

Kesuksesan membuat manusia nyaman dengan hal-hal yang dicapai dan dilakukan, sehingga membuatnya merasa aman karena berada di zona nyaman. Kegagalan juga bisa membuat manusia terpuruk hingga tidak bisa bangkit kembali, hanya karena alasan takut jatuh berulang kali.

Kebingungan serta kecemasan diri terkadang juga bisa membuat manusia menjadi diam ditempat dan tidak melakukan apa-apa. Kebingungan membuatnya tidak bisa menentukan harus melangkah bagaimana, dengan apa, dengan siapa, atau malah kenapa harus melangkah. 

Kebingungan sama saja dengan menghabiskan waktu percuma memikirkan hal-hal yang tidak terjadi, ataupun malah memikirkan kegagalan yang akan terjadi, sehingga membuat seseorang cenderung stuck dan tidak melakukan apa-apa. 

Hal yang kita ketahui, jika kebingungan dalam melangkah terjadi, maka yang harus dilakukan adalah berhenti bingung, dan lakukan sesuatu. Melakukan akan membuat seseorang berpikir atas tindakannya, serta belajar dari sebuah kesalahan. 

Jika hanya diam saja, hal itu tidak akan merubah keadaan, dan sama saja dengan menyia-nyiakan kesempatan atas sebuah pilihan yang muncul.

Kecemasan juga tidak bisa jauh dari diri setiap orang. Kecemasan akan masa depan yang tidak jelas, kecemasan karena usaha yang telah dijalani sekian lama tidak menghasilkan apa-apa, kecemasan akan hasil yang belum pasti berhasil, atau malah gagal. 

Kecemasan akan berjalan beriringan dengan proses kehidupan seseorang, hanya dengan menerima dan berlapang, seseorang bisa menjadi pribadi yang penuh syukur atas nasib yang telah ada pada dirinya. Proses tidak bisa dilupakan, karena hal itu merupakan bagian dari perjalanan kehidupan.

Santai dalam Berproses

Mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, hasilnya akan lebih maksimal dengan mengerjakan satu hal sedikit, tetapi konsisten. 

Menjalani setiap proses, adalah rangkaian yang harus berurut dan bertahap, tidak bisa seseorang mengakali proses yang seharusnya dijalani, bukan mengeluh dengan keadaan dan merasa tidak mampu menjalaninya. 

Tidak ada kebohongan di dalam sebuah proses, tidak ada omong kosong apapun dalam perjalanan mengarunginya, proses tidak akan pernah berakhir, dan akan terus ada sampai nafas terakhir.

Ada banyak kisah bahagia, dan kisah sedih di setiap proses perjalanan manusia. 

Kita tidak tahu kapan akan mati, kita tidak tahu kapan dunia ini akan kiamat, kita tidak tahu sampai kapan kita mampu seperti ini. Ketika berkah umur panjang menyertai kita, mungkin kita akan merasakan apa yang dirasakan orang tua kita saat mendidik kita waktu kecil dulu. 

Kita mungkin juga akan merasakan lidah yang sudah tidak doyan dengan makanan apapun, sama seperti ketika kita melihat kakek nenek yang sudah tidak lahap lagi makan enak. 

Semua ada awal, dan juga ada akhir, tidak ada yang akan sama seterusnya, semua saling berganti dan mengisi kekosongan yang telah ditinggalkan.

Akan ada banyak manusia pintar yang tergantikan oleh teknologi pintar, akan ada banyak orang bodoh yang terlihat pintar karena nasib baiknya yang selalu mujur, yang berilmu tapi tidak beradab akan bertambah dan berkurang, yang tidak berilmu namun beradab, jumlahnya akan berkurang.

Proses tidak ada yang tahu, nasib pun sudah membawa manusia sejak dia lahir, tidak rela ataupun ingin mati saja, jika nasib baik masih dimiliki manusia, maka tidak ada kata mati atas keinginan jahat yang timbul spontan karena bisikan setan. 

Menjalani hidup dengan hati tentram dan damai, atau malah ditindas oleh iri hati, karena melihat gemerlapnya kesuksesan, atau kekayaan sultan yang selalu muncul di postingan sosial media, itulah pilihan seseorang ketika kesempatan hidup masih berpihak kepada nasibnya. 

Malas dalam berproses, merasakan hidup yang tidak bisa berubah dalam sekejap, nyatanya, proses tak senyaman rebahan di atas kasur, itu sama saja menantang diri sendiri supaya menderita, seperti penderitaan yang tak ada habisnya, ketika selesai satu masalah, masalah yang lain bakal datang. 

Rasanya geram, lemas tak berdaya, ingin rasanya semua ini berakhir, namun, berharap seperti itu hanya bayangan semu, tidak ada yang seperti itu, dunia akan selalu memberikan kejutan-kejutan yang tidak terduga di setiap proses perjalanan hidup manusia.

Entah sampai kapan proses kehidupan ini akan berakhir, kita hanya bisa menjalaninya, dan akan terus seperti ini, sampai Tuhan memanggil untuk pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun