Interactivity
Interactivity menambahkan satu lagi karakteristik pada new media. Ketika media lama menawarkan pola konsumsi pasif, media baru menawarkan pola interactivity atau aktivitas interaktif. Istilah interactivity menjelaskan ikatan pengguna media dengan teks media. Dalam konteks ini, interactivity memungkinkan pengguna untuk bisa mengintervensi dan mengubah gambar atau teks yang mereka akses. Jadi audiens new media menjadi pengguna atau user, bukan lagi sekedar penonton. User bisa dengan mudah membagikan identitas mereka atau bahkan menjalin komunikasi dengan user lain melalui e-mail.
Hypertextual
Hyper berasal dari bahasa yunani yang berarti di luar. Hypertext berarti sebuah teks yang menyediakan jaringan atau link yang tersambung dengan teks yang ada di luar teks itu sendiri. Jadi, hypertext dapat diartikan sebagai sebuah jalan menuju data lainnya. Hypertext muncul karena esai milik Vannevar Bush yang berjudul As We May Think. Bush mengusulkan bahwa pengetahuan dan teknologi dapat diterapkan pada manajemen pengetahuan pada otak manusia untuk menghasilkan metode penyimpanan dan pengambilan yang baru. Bush berargumen bahwa Pikiran manusia dioperasikan oleh asosiasi. Dengan satu item dalam genggaman nya, terkunci langsung ke berikutnya yang disarankan oleh asosiasi pikiran, berkaitan dengan beberapa rumit web trails dilakukan oleh sel-sel otak.
Networked
Pada akhir 1970 sampai tahun 1980, kaum kapitalis mengalami krisis yang disebabkan sistem produksi yang tersentral. Krisis ini terjadi pada sistem produksi dengan komoditas yang seragam untuk konsumen yang besar. Hal ini menyebabkan perubahan pada industri media. Francoise Sabbah mengamati kecenderungan adanya new media melakukan desentralisasi produksi, diferensiasi produk dan segmentasi konsumen. Hal ini berperan penting dalam membentuk jaringan. Semua orang pada akhirnya terhubung dengan jaringan yang luas bahkan jaringan global yang memungkinkan individu berkeliaran. Tak hanya itu, new media bahkan bisa diakses di mana pun dan kapan pun. Pada akhirnya, new media dilihat sebagai bentuk jaringan untuk massa yang membuat audiens bisa memperluas keterlibatan mereka di dalam media.
Virtual
Dunia virtual, ruang virtual, lingkungan virtual, objek virtual seringkali dibicarakan saat membahas new media. Memang banyak aplikasi dalam teknologi new media memproduksi virtualitas. Virtual merujuk pada sebuah tempat dimana invidu melakukan partisipasi dalam bentuk komunikasi online dan mereka merasakan diri mereka sendiri di dalamnya. Hal ini dideskripsikan dengan istilah ‘kamu dimana ketika kamu berbicara di telepon’ atau ‘Sebuah ruangan ketika kamu sedang menelpon; bukan secara fisik sebenarnya kamu berada di suatu tempat atau orang lain di tempat mereka tetapi di antaranya”.
Simulated
Dipahami sebagai imitasi atau representasi. Simulasi dianggap sebagai salinan dari sesuatu yang asli. Namun, hal ini bukan berarti kita tertipu atau tidak. Dengan demikian, yang menarik dari simulasi adalah bukan tentang perbedaan antara simulasi atau konten nyata, tetapi lebih kepada material dan keberadaan yang nyata dari simulasi adalah bagian dari dunia nyata yang sudah direpresentasikan sepanjang sejarah seni dan media.