Ada saat dimana seseorang kehilangan arah
Tanpa tujuan dan persiapan terus melangkah
Seperti kapal diterjang topan badai
Seperti petinju memukul tanpa strategi
Ada saat dimana seseorang merasa hal buruk selalu menimpa
Kutuk, caci maki dan teriak membahana
dan bertanya, apakah Tuhan itu ada
Ada saat dimana pikiran dipadati sejuta kalimat tanya
Tentang guna lahir di dunia
Tentang jati diri, keluarga dan Sang Pencipta
Tentang pria atau wanita dan segala misterinya
Tentang kemarin, hari ini, esok dan lusa
Ada saat dimana seseorang merasa hancur dan remuk redam
Terpaku dalam diam dan gelap malam
Hidup pun terpuruk dan meranggas
Semua rencana lepas
Cita dan impian hilang tak berbekas
Ada saat dimana seseorang sadar jalannya begitu kelam dan hina
Melenceng jauh dari yang dikehendaki-Nya
Malu untuk mengakui segala nista
tapi hati berkata, tak mau lagi berbuat dosa
Ada saat dimana seseorang akan tersenyum puas
Segala keringat dan kerja keras terbayar lunas
Ada saat dimana seseorang dapat tertawa lepas
tak peduli, sebagus dan seindah apa gigi yang berbaris
putih, kuning atau berbau amis
Diatas semua itu
ada satu kepastian
Aku, kau, dia dan mereka yang diciptakan dari debu tanah
akan kembali menjadi debu tanah
Semua orang akan mati
tak akan pernah kembali
Kapan?
Dimana?
Bagaimana?
Tak ada yang tahu
Tak ada yang mampu
Tak ada yang mengerti
Tak ada seorangpun yang dapat mengubah dan menggugat
Kawan,
Semua ada saatnya
Berpegang teguh dan tetap percaya
Bagianku, bagianmu, bagiannya, bagian mereka
Sudah ditata rapi oleh-Nya
Jalani esok dan lusa dengan lebih sempurna!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H