Mohon tunggu...
M Alvin Noor Reza
M Alvin Noor Reza Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

newbie dalam membuat artikel

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dokter, Mulai dari Tantangan hingga Pelanggaran

20 Oktober 2019   14:53 Diperbarui: 20 Oktober 2019   15:40 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tentu saja hal ini terjadi karena ulah oknum tidak bertanggungjawab, pasti masih ada senior yang memberikan atau menguji mental junior tanpa menjadikan beban, tetapi hal yang dilakukan oknum tesebut pasti karena dia ingin balik modal karena pernah menjadi korban perundungan seniornya dulu. Dan hal tersebut tidaklah dibenarkan ketika menjalani masa residen. Hal ini juga tentu berlaku pada masa orientasi bidang pendidikan yang lain. Jangan sampai perundungan ini menyebabkan jatuhnya korban jiwa seperti kasus tahun-tahun sbeelumnya.

Pelanggaran kode etik dokter

Ada kasus dimana menyangkut kode etik dokter, yaitu ketika perusahaan obat atau farmasi memberikan sponsor kepada dokter secara langsung. adanya hubungan "mesra" sejumlah pabrik obat dengan dokter. Hubungan ini bisa terjadi antara dokter dan pabrik obat, bisa pula lewat perantara rumah sakit. Hal itu dikhawatirkan mempengaruhi hubungan dokter dengan pasien. Secara tidak langsung, akan pula menjadi salah satu faktor dalam penentuan harga obat.

Para oknum dokter di iming-imingi sejumlah barang seperti mobil, ataupun diajak seminar keluar sampai jalan-jalan keluar negeri. Hal ini seakan-akan sudah lumrah terjadi antara dokter dengan perusahaan farmasi.

Dilansir dari arsip.gatra.com Terlepas dari itu, kolusi tersebut, kata Dokter Marius Widjajarta, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia, sudah laten. Berbagai cara dilakukan. "Ada yang untuk cicilan rumah, cicilan mobil yang dibayarkan melalui rekening," ujarnya. Ada pula dokter yang dibiayai untuk melakukan perjalanan ke luar negeri bersama keluarga. Marius mengklaim punya data dan nomor rekening dokter "bandel" itu.

Banyak pasien mengeluh masih tingginya harga obat. Memang harga obat di Indonesia terbilang mahal. Harga ampul insulin 100 mililiter, misalnya, di negara kita menduduki peringkat kelima, di bawah Austria, Amerika Serikat, Kosta Rika, Kongo, dan Palestina. Bahkan masih lebih mahal daripada Inggris, Australia, dan Kanada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun