Perlahan Pak Dede mulai bangkit dari keterpurukannya. Pak Dede memilih mencari nafkah dengan menjadi kuli panggul pupuk dengan upah Rp. 5000,- per hari. Upah yang sebetulnya sama sekali tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup Pak Dede dan keluarga. Meski begitu, Pak Dede tetap menjalani pekerjaan sebagai kuli panggul. Sayangnya, pekerjaan yang cukup berat ini membuat kondisi kesehatan Pak Dede semakin menurun.
Tapi semangat juang Pak Dede memang luar biasa. Berkali-kali ditempa masalah tidak membuat Pak Dede kehilangan harapan dan keyakinan, bahwa Allah tidak memberi cobaan di luar batas kemampuan Pak Dede. Pak Dede kemudian mencoba membuat donat hanya dengan sebelah tangan.
Donat itu dijajakan oleh Pak Dede sendiri di halaman SD dekat rumahnya. Usaha Pak Dede kali ini cukup berhasil. Meski kehilangan sebelah tangan, Pak Dede masih bisa mencari nafkah sendiri, demi istri dan anak-anaknya.
Kehilangan sebelah tangan dan kemiskinan bukan menjadi penghalang bagi Pak Dede untuk tetap berusaha dan menggantungkan harapan.
Jika Pak Dede yang hanya memiliki sebelah tangan memiliki semangat juang yang demikian tinggi, lalu apakah kita yang dikaruniai anggota tubuh sempurna masih mau berpangku tangan dan menyerah pada keadaan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H