Mohon tunggu...
Rinrin Irma
Rinrin Irma Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

ibu 3 anak, sedang belajar banyak hal, itu saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kehilangan Tangan Bukan Berarti Kehilangan Harapan

14 Juni 2014   02:30 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:49 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlahan Pak Dede mulai bangkit dari keterpurukannya. Pak Dede memilih mencari nafkah dengan menjadi kuli panggul pupuk dengan upah Rp. 5000,- per hari. Upah yang sebetulnya sama sekali tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup Pak Dede dan keluarga. Meski begitu, Pak Dede tetap menjalani pekerjaan sebagai kuli panggul. Sayangnya, pekerjaan yang cukup berat ini membuat kondisi kesehatan Pak Dede semakin menurun.

Tapi semangat juang Pak Dede memang luar biasa. Berkali-kali ditempa masalah tidak membuat Pak Dede kehilangan harapan dan keyakinan, bahwa Allah tidak memberi cobaan di luar batas kemampuan Pak Dede. Pak Dede kemudian mencoba membuat donat hanya dengan sebelah tangan.

Donat itu dijajakan oleh Pak Dede sendiri di halaman SD dekat rumahnya. Usaha Pak Dede kali ini cukup berhasil. Meski kehilangan sebelah tangan, Pak Dede masih bisa mencari nafkah sendiri, demi istri dan anak-anaknya.

Kehilangan sebelah tangan dan kemiskinan bukan menjadi penghalang bagi Pak Dede untuk tetap berusaha dan menggantungkan harapan.

Jika Pak Dede yang hanya memiliki sebelah tangan memiliki semangat juang yang demikian tinggi, lalu apakah kita yang dikaruniai anggota tubuh sempurna masih mau berpangku tangan dan menyerah pada keadaan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun