Mohon tunggu...
Alvin faizs
Alvin faizs Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Semester 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Komunikasi Politik, Media, dan Opini Publik Studi Kasus Gibran Rakabuming Raka

26 Desember 2024   23:58 Diperbarui: 26 Desember 2024   23:58 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Secara keseluruhan, media berfungsi sebagai alat penting dalam membentuk narasi dan opini publik selama Pemilu 2024, baik melalui iklan politik, pemberitaan berita, maupun analisis debat. Dalam konteks ini, Gibran Rakabuming Raka menjadi contoh nyata bagaimana media dapat memengaruhi hasil pemilu melalui berbagai saluran komunikasi yang ada.

C. Kesimpulan

Analisis mengenai komunikasi politik di Indonesia, terutama melalui contoh Gibran Rakabuming Raka, menunjukkan bahwa media massa, baik tradisional maupun digital, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk opini publik dan memengaruhi dinamika politik.

Media massa berfungsi sebagai saluran utama untuk menyampaikan pesan politik, dengan kemampuan untuk menentukan isu-isu yang dianggap penting melalui teori Agenda Setting dan Framing. Gibran memanfaatkan berbagai platform media, termasuk televisi dan media sosial, untuk menjangkau audiens yang lebih luas, meskipun sering kali interaksinya bersifat satu arah. Penggunaan humor dan pendekatan transformasional dalam komunikasi politiknya membantu membangun citra positif dan meningkatkan kepercayaan publik.

Opini publik yang terbentuk melalui media dapat memengaruhi hasil pemilihan umum dan keputusan kebijakan pemerintah. Gibran berhasil membangun dukungan di kalangan pemilih muda dengan memanfaatkan media secara efektif. Dengan meningkatnya keterlibatan masyarakat melalui media sosial, keputusan pemilih menjadi lebih terinformasi dan responsif terhadap isu terkini.

Masa depan komunikasi politik di Indonesia tampak sangat menjanjikan namun juga penuh tantangan. Seiring dengan perkembangan teknologi digital, terutama media sosial, lanskap komunikasi politik terus mengalami transformasi yang signifikan. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari seluruh pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem komunikasi politik yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Literasi digital yang tinggi, regulasi yang jelas, serta etika dalam berpolitik menjadi kunci dalam menghadapi era digital ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun