Mohon tunggu...
Muhammad Burhanuddin
Muhammad Burhanuddin Mohon Tunggu... Konsultan - Industrial Engineering, Wiraswasta, Suka Menulis

gajah meninggalkan gading, harimau meninggalkan kulit, manusia meninggalkan apa? silahkan mampir ke https://www.alvinburhani.net

Selanjutnya

Tutup

Nature

Membangun Terowongan Dibawah Kota Jakarta?

3 Januari 2012   17:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:22 2658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membuat terowongan di tengah kota Jakarta? Apalagi terowongan tersebut lebarnya cukup untuk 2 rel kereta api MRT (Mass Rapid Transport)? Lantas, bagaimana dengan kemacetan Jakarta yang sudah begitu parah jika kontraktor harus buka-tutup jalan? Bulan Maret 2011, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam Seminar Rencana Pembangunan MRT Jakarta di Grand Sahid hotel Jakarta, mengaku bahwa tidak mudah membuat terowongan untuk Mass Rapid Transit (MRT) tersebut. Bahkan, Gubernur berseloroh bahwa membuat terowongan MRT tidaklah seperti tukang sulap.

Bagi masyarakat Ibu Kota Jakarta yang telah sabar menunggu, nah pencananya pembangunan fisik proyek MRT ini akan dimulai tahun 2012. Kita do'akan saja agar proyek tersebut sesuai dengan rencana. Proyek tersebut akan mendapat dukungan dana dari Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA). Pengerjaan proyek  angkutan massal ini diperkirakan akan dikerjakan selama hampir empat sampai lima tahun, dimulai Januari 2012 - Oktober 2016.

Berikut Contoh Mass Rapid Transports - MRT Tujuan Fatmawati - Kota:

NO

SKEMA SISTEMNYA

KETERANGAN

1

Panjang lintasan

19 km

2

Jarak antar stasiun

1 km

3

Alinyemen vertikal

sebagian di bawah tanah dan sebagian melayang

4

Kapasitas sistem

40.000 penumpang per jam per arah

5

Panjang platform

140 m

6

Jarak antar rel

1435 mm (standard)

7

Pengumpulan energi

1500 Volt DC

8

Kecepatan maksimum

80 km/jam

9

Kecepatan rata-rata

35 km/jam

10

Formasi

6 gerbong/rangkaian

11

Ukuran gerbong

panjang 23 m dan lebar 3,2 m

12

Kapasitas angkut

2100 penumpang per rangkaian kereta

13

Selang waktu kedatangan antar kereta

2 - 5 menit (jam sibuk)

14

Waktu operasi

18 jam (06.00 - 24.00).

Akan ada enam stasiun bawah tanah yang terdapat di Masjid Al Azhar, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setia Budi, Dukuh Atas dan Bundaran Hotel Indonesia, serta tujuh stasiun elevated di Lebakbulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Khabarnya, untuk rute Lebakbulus-HI, biaya yang akan dikeluarkan mencapai 144,322 miliar yen atau sekitar Rp. 15 triliun. Dana tersebut terbagi menjadi dana porsi pinjaman sebesar 120,017 miliar yen atau hanya sebesar 0,2% dan pembangunannya diambil dari APBN dan APBD sebesar 24,305 miliar yen.

Pertanyaanya, bagaimana cara membangunnya?

Di zaman dahulu, terowongan dibuat dengan melubangi permukaan tanah dengan cangkul, mesin bor, sekop dan diperlukan banyak tenaga manusia yang biayanya tidak sedikit dan waktunya akan sangat lama. Namun hari ini, terowongan dapat digali lebih efisien berkat mesin canggih buatan Jepang yang disebut dengan Shield Tunneling Machine. Mesin ini akan menggali rute bawah tanah dengan mendorong terhadap tanah, membuat lubang secara horizontal di dalam tanah tanah, dan memperkuat dinding terowongan ketika mereka bergerak maju. Waktu yang dipergunakan juga akan dipersingkat dengan cara seperti ini, dan pekerjaan lebih aman dibandingkan dengan apa yag sering kita lihat dalam terowongan batu bara dalam tanah. Jepang dengan teknologi Shield Tunneling Machine ini adalah yang paling maju di dunia. Mesin buatan Jepang ini bahkan sangat presisi sehingga kita dapat membangun dua terowongan untuk jalur kereta bawah tanah yang dipisahkan oleh dinding beda 1 meter tebalnya.

Mesin Terowongan Berperisai atau Shied Tunneling Machine memiliki pisau di depan dan akan membangun dinding secara rapi dan terus maju sesuai dengan arah kendali. Mesin ini juga akan bekerja untuk mengeraskan dinding dengan knock-down concrete block dan melapisinya dengan beton cepat kering dan tahan akan rembesan air sebagai kelanjutannya.

[caption id="attachment_153646" align="aligncenter" width="470" caption="Shield Tunneling Machine"]

13256083351754367060
13256083351754367060
[/caption]

Mesin ini juga yang telah digunakan dalam pembangunan Terowongan Channel di bawah Selat Dover, yang menghubungkan Inggris dengan Perancis yang dalamnya hampir 75 meter, selain yang juga digunakan untuk membangun sebuah terowongan kereta bawah tanah di bawah Selat Bosporus di Turki sedalam lebih dari 59 meter dari atas permukaan laut.

Teknik Pengeboran Terowongan

Di masa lalu, poros vertikal harus dibangun dulu sebelum mesin pembuat terowongan diturunkan ke bawah tanah guna memulai menggali terowongan horisontal. Tahukah kita bahwa menggali lubang-lubang vertikal yang dalam (misalnya 50 meter) akan menghabiskan biaya yang sangat banyak begitu juga dengan waktu. Lantas bagaimana caranya?

[caption id="attachment_153657" align="aligncenter" width="470" caption="(1) buat lubang turun ke bawah, (2) putar mata bornya 90°, dan (3) jalankan bornya secara horizontal"]

1325609046161769359
1325609046161769359
[/caption]

Dengan cara seperti diatas masalah ini dapat dipecahkan, sedangkan alat yang diperlukan adalah Mesin yang Bor yang bisa diputar seperti gambar dibawah ini.

[caption id="attachment_153659" align="aligncenter" width="470" caption="Rotating Shield Tunnel Machine ©Teisei Corporation, Japan"]

13256092941870102127
13256092941870102127
[/caption]

Pada ujung depan mesin ini ada rumah bentuk bola cutter. Rumah Bola Cutter tersebut mampu memutar sehingga mesin dapat membuat sudut 90 derajat. Sebuah mesin bor penggali terowongan horizontal akan mulai menggali di permukaan tanah dari samping alat tersebut. Dengan alat ini juga akan membuat pekerjaan pengeboran lebih mudah dan cepat, dan teknik seperti ini dapat digunakan untuk menghindari halangan-halangan yang berada di bawah tanah seperti pipa, terowongan lain, atau pondasi bangunan.

Rujukan:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun