Membuat terowongan di tengah kota Jakarta? Apalagi terowongan tersebut lebarnya cukup untuk 2 rel kereta api MRT (Mass Rapid Transport)? Lantas, bagaimana dengan kemacetan Jakarta yang sudah begitu parah jika kontraktor harus buka-tutup jalan? Bulan Maret 2011, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam Seminar Rencana Pembangunan MRT Jakarta di Grand Sahid hotel Jakarta, mengaku bahwa tidak mudah membuat terowongan untuk Mass Rapid Transit (MRT) tersebut. Bahkan, Gubernur berseloroh bahwa membuat terowongan MRT tidaklah seperti tukang sulap.
Bagi masyarakat Ibu Kota Jakarta yang telah sabar menunggu, nah pencananya pembangunan fisik proyek MRT ini akan dimulai tahun 2012. Kita do'akan saja agar proyek tersebut sesuai dengan rencana. Proyek tersebut akan mendapat dukungan dana dari Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA). Pengerjaan proyek  angkutan massal ini diperkirakan akan dikerjakan selama hampir empat sampai lima tahun, dimulai Januari 2012 - Oktober 2016.
Berikut Contoh Mass Rapid Transports - MRT Tujuan Fatmawati - Kota:
NO
SKEMA SISTEMNYA
KETERANGAN
1
Panjang lintasan
19 km
2
Jarak antar stasiun
1 km
3
Alinyemen vertikal
sebagian di bawah tanah dan sebagian melayang
4
Kapasitas sistem
40.000 penumpang per jam per arah
5
Panjang platform
140 m
6
Jarak antar rel
1435 mm (standard)
7
Pengumpulan energi
1500 Volt DC
8
Kecepatan maksimum
80 km/jam
9
Kecepatan rata-rata
35 km/jam
10
Formasi
6 gerbong/rangkaian
11
Ukuran gerbong
panjang 23 m dan lebar 3,2 m
12
Kapasitas angkut
2100 penumpang per rangkaian kereta
13
Selang waktu kedatangan antar kereta
2 - 5 menit (jam sibuk)
14
Waktu operasi
18 jam (06.00 - 24.00).
Akan ada enam stasiun bawah tanah yang terdapat di Masjid Al Azhar, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setia Budi, Dukuh Atas dan Bundaran Hotel Indonesia, serta tujuh stasiun elevated di Lebakbulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
Khabarnya, untuk rute Lebakbulus-HI, biaya yang akan dikeluarkan mencapai 144,322 miliar yen atau sekitar Rp. 15 triliun. Dana tersebut terbagi menjadi dana porsi pinjaman sebesar 120,017 miliar yen atau hanya sebesar 0,2% dan pembangunannya diambil dari APBN dan APBD sebesar 24,305 miliar yen.
Pertanyaanya, bagaimana cara membangunnya?
Di zaman dahulu, terowongan dibuat dengan melubangi permukaan tanah dengan cangkul, mesin bor, sekop dan diperlukan banyak tenaga manusia yang biayanya tidak sedikit dan waktunya akan sangat lama. Namun hari ini, terowongan dapat digali lebih efisien berkat mesin canggih buatan Jepang yang disebut dengan Shield Tunneling Machine. Mesin ini akan menggali rute bawah tanah dengan mendorong terhadap tanah, membuat lubang secara horizontal di dalam tanah tanah, dan memperkuat dinding terowongan ketika mereka bergerak maju. Waktu yang dipergunakan juga akan dipersingkat dengan cara seperti ini, dan pekerjaan lebih aman dibandingkan dengan apa yag sering kita lihat dalam terowongan batu bara dalam tanah. Jepang dengan teknologi Shield Tunneling Machine ini adalah yang paling maju di dunia. Mesin buatan Jepang ini bahkan sangat presisi sehingga kita dapat membangun dua terowongan untuk jalur kereta bawah tanah yang dipisahkan oleh dinding beda 1 meter tebalnya.
Mesin Terowongan Berperisai atau Shied Tunneling Machine memiliki pisau di depan dan akan membangun dinding secara rapi dan terus maju sesuai dengan arah kendali. Mesin ini juga akan bekerja untuk mengeraskan dinding dengan knock-down concrete block dan melapisinya dengan beton cepat kering dan tahan akan rembesan air sebagai kelanjutannya.
[caption id="attachment_153646" align="aligncenter" width="470" caption="Shield Tunneling Machine"]
Mesin ini juga yang telah digunakan dalam pembangunan Terowongan Channel di bawah Selat Dover, yang menghubungkan Inggris dengan Perancis yang dalamnya hampir 75 meter, selain yang juga digunakan untuk membangun sebuah terowongan kereta bawah tanah di bawah Selat Bosporus di Turki sedalam lebih dari 59 meter dari atas permukaan laut.
Teknik Pengeboran Terowongan
Di masa lalu, poros vertikal harus dibangun dulu sebelum mesin pembuat terowongan diturunkan ke bawah tanah guna memulai menggali terowongan horisontal. Tahukah kita bahwa menggali lubang-lubang vertikal yang dalam (misalnya 50 meter) akan menghabiskan biaya yang sangat banyak begitu juga dengan waktu. Lantas bagaimana caranya?
[caption id="attachment_153657" align="aligncenter" width="470" caption="(1) buat lubang turun ke bawah, (2) putar mata bornya 90°, dan (3) jalankan bornya secara horizontal"]
Dengan cara seperti diatas masalah ini dapat dipecahkan, sedangkan alat yang diperlukan adalah Mesin yang Bor yang bisa diputar seperti gambar dibawah ini.
[caption id="attachment_153659" align="aligncenter" width="470" caption="Rotating Shield Tunnel Machine ©Teisei Corporation, Japan"]
Pada ujung depan mesin ini ada rumah bentuk bola cutter. Rumah Bola Cutter tersebut mampu memutar sehingga mesin dapat membuat sudut 90 derajat. Sebuah mesin bor penggali terowongan horizontal akan mulai menggali di permukaan tanah dari samping alat tersebut. Dengan alat ini juga akan membuat pekerjaan pengeboran lebih mudah dan cepat, dan teknik seperti ini dapat digunakan untuk menghindari halangan-halangan yang berada di bawah tanah seperti pipa, terowongan lain, atau pondasi bangunan.
Rujukan:
- http://yafi20.blogspot.com/2011/03/konsep-mrt-dan-bus-terowongan-jakarta.html
- http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1813933/gubernur-ajak-warga-jakarta-berbuat-lebih-baik
- http://en.wikipedia.org/wiki/Channel_Tunnel
- http://wn.com/Bosphorus_tunnel
- http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2012/01/03/terowongan-bawah-laut/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H