Mohon tunggu...
Alvina Putri Utami
Alvina Putri Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sekilas tentang sejarah dan kehidupan sosial di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resensi Buku "Max Havelaar" karya Douwes Dekker

10 Juni 2022   09:10 Diperbarui: 12 Juni 2022   18:33 21438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah berbagai pertimbangan, Batavus memutuskan untuk menerbitkan naskah tersebut menjadi buku. Awalnya dia bekerja sama dengan pekerjanya Frits dan Stern. Namun, banyak istilah asing yang tidak dipahaminya dan dua pekerjanya sehingga mau tidak mau dia memanggil Syaalman untuk membantunya menyusun naskah-naskah itu. Naskah itu diantaranya memuat kisah seorang asisten residen Belanda bernama Max Havelaar di Lebak, Banten.

Mulai bab pertengahan, alur dan latar cerita berpindah ke daerah Lebak, Banten. Dikisahkan bahwa di Lebak akan diangkat asisten residen baru. Lebak sendiri dipimpin oleh seorang Adipati yang sudah berumur dan juga dibantu seorang kontelir atau pembantu asisten residen bernama Verbrugge. Keadaan Lebak  diceritakan cukup miskin. Lebak digambarkan dengan jalan yang rusak dan tidak seperti Pandeglang yang dinilai lebih baik kondisinya. Kedatangan asisten residen disambut oleh Adipati dan Verbrugge. Asisten residen baru itu bernama Max Havelaar yang juga dikenal karena tulisanya tentang pengalaman perjalananya ke berbagai negara. Dia juga dikenal sebagai seorang yang ramah, bijak, dan berpengetahuan luas.

Pada perkembanganya, Max Havelaar banyak berdiskusi dengan Verbrugge mengenai keadaan Lebak. Dia juga menceritakan pengalamanya sebagai residen di Padang. Havelaar dipindahtugaskan menjadi asisten residen karena tidak sejalan dengan pemerintah Belanda. Dia menceritakan bahwa ada begitu banyak peyelewengan dan pemalsuan data di Padang, yang kemudian Havelaar laporkan pada pemerintah pusat. Namun, laporanya tidak diterima dan dia dipindahtugaskan menjadi asisten residen Lebak.

Pada masa jabatanya di Lebak, dia kembali menemukan penyelewengan dan pemalsuan data-data administratif daerah Lebak. Diantaranya sistem tanam paksa yang mengharuskan penanaman kopi padahal tanah di Lebak kurang cocok ditanami kopi. Havelaar mempertanyakan kebijakan pemerintah kolonial yang memaksakan komoditi tanaman yang nantinya juga tidak akan memberikan hasil maksimal dan malah merugikan. Selain itu, Havelaar juga prihatin akan kondisi masyarakat pribumi yang serba sulit.

Havelaar kemudian juga menemukan banyak laporan dan catatan palsu mengenai kondisi Jawa. Laporan-laporan itu menyatakan bahwa kondisi Jawa baik-baik saja padahal masyarakat pribumi mengalami banyak penderitaan. Mereka menderita kelaparan dan krisis ekonomi akibat gagal panen. Dengan kondisi yang demikian, masyarakat pribumi masih harus membayar pajak pada pejabat Eropa dan pejabat Bumiputera. Bersama Verbrugge, Havelaar juga menemukan data palsu mengenai keuangan Lebak yang tidak seperti kondisi aslinya.

Tekad Havelaar untuk menumpas penyelewengan di Lebak diperkuat dengan kesaksian diam-diam masyarakat yang menjadi korban pemerasan pejabat pribumi kepadanya. Hal ini menunjukan bahwa rakyat telah sangat tersiksa dengan beban yang diberikan para pejabat baik dari kalangan bangsa Eropa maupun pribumi sendiri yakni Adipati yang diduga juga bekerja sama dengan menantunya seorang demang di Parangkujang.

Havelaar kemudian mengirim laporan tentang tindakan adipati dan menantunya itu kepada residen Banten. Dia menginginkan adanya penyelidikan lebih lanjut mengenai hal ini. Namun, Gubernur Jenderal menolak laporan tersebut. Besar kemungkinan Gubernur Jenderal telah dipengaruhi residen Banten yang bekerja sama dengan Adipati Lebak. Setelah penolakan tersebut, Havelaar merasa bahwa usahanya untuk memberantas penyelewengan pemerintahan di Hindia Belanda tidak membuahkan hasil. Dia kemudian mengirim surat permohonan untuk dibebastugaskan dari jabatanya yang kemudian di setujui oleh Gubernur Jenderal.

Dalam pengkisahan naskah Syaalman ini, beberapa kali alur mengenai pendapat Batavus Droogstoppel juga ditunjukan.

Pendapat:

Buku ini adalah bentuk kritik yang disampaikan Dekker melalu karya sastra. Max Havelaar sendiri merupakan penggambaran Dekker yang dikemas dengan gaya sastra. 

Douwes Dekker adalah asisten residen Belanda di Lebak yang berusaha memberantas penyelewengan di Lebak. Dia menguak berbagai data dan laporan palsu untuk memberikan keadilan kepada pribumi. Dia juga mengajukan laporan tuduhan terhadap adipati Lebak dan menantunya serta permohonan untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai penyelewengan di Lebak. Namun sangat disayangkan bahwa laporanya tidak digubris oleh pemerintah Belanda sama sekali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun