Gemeksekti merupakan sentra industri batik di Kabupaten Kebumen yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.Â
Sejak 2010, Gemeksekti juga telah diberikan predikat sebagai Kampung Batik Kebumen. Sejarah masuknya batik tradisional ke wilayah Gemeksekti tidak diketahui secara pasti.[1] Namun masyarakat menerangkan bahwa kegiatan membatik telah ditekuni sejak lama dan diajarkan secara turun-temurun.Â
Menurut folklor yang berkembang, batik masuk ke Kebumen sekitar awal abad ke-XIX dibawa oleh pendatang dari Mataram. Meski secara sejarah batik Kebumen mengalami keterputusan, namun eksistensi kekinian batik Kebumen sangat dirasakan, setidaknya ke empat kecamatan yaitu Alian, Kebumen, Pejagoan dan Bulus Pesantren. (Syarif, 2010:100).
Dokumen di kelurahan Gemeksekti menyatakan bahwa batik Kebumen merupakan campuran dari batik keraton Solo dan Yogyakarta yang mempunyai motif keraton dengan warna yang bernada lebih gelap dari batik pesisiran pada umumnya.[2] Motif batik Kebumen sendiri diinspirasi dari kebudayaan, lingkungan serta flora fauna yang ada di Kebumen.Â
Pada dasarnya motif batik di Kebumen bukan melihat dari sisi makna dan filosofi batik namun dari sisi keindahan eksotisme batik.[3] Salah satu motif batik khas Kebumen adalah motif Batik Gringsing Kebumen yang merupakan pengembangan dan modifikasi dari motif batik Gringsing keraton Solo dan Yogyakarta.
Proses membatik pertama kali di Gemeksekti dinamakan teng-abang atau blambangan. Proses pembatikan teng-abang ini berpusat di Tanuraksan yang merupakan salah satu dukuh di Gemeksekti sekarang ini.Â
Tak hanya mempekerjakan warga setempat, pekerjaan membatik juga dilakukan warga desa sekitar, di antaranya dari Desa Jemur di Kecamatan Pejagoan dan Desa Seliling di Kecamatan Alian[4].Â
Sekitar abad ke-20 proses pembuatan batik di Gemeksekti masih sangat tradisional. Pembuatan pola batik dilakukan menggunakan kunyir yang capnya terbuat dari kayu.Â
Pewarna yang digunakan juga merupakan pewarna alam. Baru sekitar tahun 1930, digunakan pewarna sintesis dan cap dari tembaga. Pada tahun 1960 sampai 1980, Batik Kebumen mencapai masa keemasanya dengan komoditas unggulan batik tulis. Setelahnya, Batik Kebumen mengalami pasang surut namun kini mulai bangkit kembali.Â
Gemeksekti telah memiliki satu industri batik yang terdaftar izin usahanya yakni Paguyuban Batik Lawet Sakti. Paguyuban Batik Lawet Sakti adalah persatuan sentra Batik yang ada di Kebumen.Â
Paguyuban ini mempekerjakan 13 tenaga kerja dengan omset hasil kurang lebih Rp. 40.000.000,- pertahun. Pengrajin batik selebihnya adalah bersifat industri rumahan dan kebanyakan memproduksi batik tulis.Â