Mohon tunggu...
Alvina Febriyanti
Alvina Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - BLOG PRIBADI

PBSI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengkaji Fakta Sosial dari Buku Kumpulan Puisi Chairil Anwar dengan Menggunakan Pendekatan Mimetik

12 Januari 2022   11:20 Diperbarui: 12 Januari 2022   11:23 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan pentingnya mengkaji puisi ini dengan pendekatan mimetik karena Pandangan pendekatan mimetik ini adalah adanya anggapan bahwa puisi merupakan tiruan alam atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia di semesta raya ini. Terdapat empat langkah untuk menganalisis suatu karya dengan menggunakan pendekatan mimetik yang ada dalam karya sastra berbentuk puisi sehingga memudahkan kita dalam menganalisis suatu karya sastra, yakni Memahami kata-kata/ungkapan dalam puisi, Membentuk parafrase (memproseskan puisi), Pengungkapan makna, Menganalisis puisi atau kaitannya dengan kenyataan. Sasaran yang diteliti adalah sejauh mana puisi merepresentasikan dunia nyata atau semesta dan kemungkinan adanya intelektualitas dengan karya lain. Hubungan antara kenyataan dan rekaan dalam sastra adalah hubungan yang bertangga. mimetik tidak mungkin tanpa kreasi, tetapi kreasi tidak mungkin tanpa mimetik. Takaran dan perkaitan antara keduanya dapat berbeda menurut kebudayaannya, menurut jenis sastra. Zaman kepribadian pengarang, Tetapi yang satu tanpa yang lain tidak mungkin. Dan, catatan terakhir perpaduan antara kreasi dan mimetikj tidak hanya berlaku dan benar untuk penulis sastra. Tak kurang pentingnya untuk pembaca. pembaca pun harus sadar bahwa menyambut karya sastra mengharuskannya untuk memadukan aktivitas mimetik dengan kreatif. Pemberian makna pada karya sastra berarti perjalanan bolak-balik yang tak berakhir antara dua kenyataan dan dunia khayalan. Pembaca sastra yang kehilangan daya imajinasi meniadakan sesuatu yang tak kurang esensial bagi manusia, yaitu alternatif terhadap eksistensi yang ada dengan segala keserbakekurangannya. Atau lebih sederhana berkat seni, sastra khususnya, manusia dapat hidup dalam perpaduan antara kenyataan dan impian, yang kedua-duanya hakiki untuk kita sebagai manusia.

4. Teori kajian Pendekatan Mimetik

Pendekatan dalam kritik sastra cukup beragam, bertolak pada empat pendekatan orientasi dalam kritik sastra. Yang pertama kritik sastra yang berorientasi kepada semesta yang melahirkan teori mimesis. Teori kritik yang ketiga berorientasi kepada pembaca yang disebut teori pragmatik. Yang ketiga, teori kritik yang berorientasi pada elemen pengarang dan disebut sebagai teori ekspresif. Sedangkan yang keempat adalah teori yang berorientasi kepada karya sastra yang dikenal dengan teori obyektif. Pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan di luar karya sastra. Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai imitasi dan realitas (Abrams 1981:89). Aristoteles berpendapat bahwa mimesis bukan sekedar tiruan. Bukan sekedar potret dan realitas, melainkan telah melalui kesadaran personal batin pengarang nya. Puisi sebagai karya sastra mampu memaparkan realitas di luar diri manusia persi apa adanya. Maka karya sastra seperti halnya puisi merupakan cerminan representasi dan realitas itu sendiri. Menurut (Rahayu, 2014) kritik mimetik (mimetic criticism) adalah kritik yang memandang karya karya sastra sebagai tiruan aspek-aspek alam, percerminan atau penggambaran dunia dan kehidupan. Kriteria utama yang dikenakan pada karya sastra adalah "kebenaran" penggambaran terhadap objek yang digambarkan, atau yang hendaknya digambarkan. Peristiwa mimesis sebuah karya sastra juga dipertegas oleh Wellek dan Warren (dalam Rahayu, 2014) yang mengatakan sifat sastra memang menyajikan sebagian besar tentang kehidupan, sementara itu kehidupan dunia nyata merupakan keadaan sosial masyarakat. Jadi ada faktor tiruan terhadap keadaan sosial dunia nyata dalam karya sastra. Bagi Plato, mimesis terikat pada ide pengarang, dan ide itu tidak bisa menghasilkan tiruan yang persis sama, lewat mimesis tataran yang lebih tinggi hanya berupa angan-angan karya seni (sastra) tidak bisa menjelma langsung dalam wujud yang ideal. Menurut (Ghani,Y, 2016) Pendekatan mimesis adalah pendekatan yang dalam pengkajian terhadap karya sastra berkaitan fenomena hubungan karya sastra dengan realita atau kenyataan. Pendekatan mimetik merupakan suatu rekaan dari sebuah makna menjadi gambaran yang ada di alam sekitar. Penggambaran kata yang sebenarnya menjadi sesuatu yang bukan realita yang terbentuk dari kehidupan nyata. Dalam pendekatan mimetik, pengarang lebih menganalogikan perasaan melalui ungkapan dengan kata-kata tiruan yang berada di sekitar. Kata-kata itu bisa kata benda atau apapun itu yang terdapat di sekitar pengarang. Tidak hanya sesuatu yang dekat saja, pendekatan mimetik ini bisa saja menggunakan kata berupa anganangan si pengarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun