Mohon tunggu...
Alvina dwi Hasanah
Alvina dwi Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai Mahasiswa di UIN KHAS Jember

Suka membaca karya-karya sastra dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Telaah Hadis yang Berkaitan dengan Komunikasi Serta Kontekstualisasinya dalam Era Modern

25 Juni 2024   21:35 Diperbarui: 25 Juni 2024   21:55 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapaun isi/kandungan dalam hadis ini antara lain:

1. Ucapan Tanpa Pertimbangan. Ucapan yang keluar tanpa dipikirkan terlebih dahulu sering kali membawa dampak yang tidak diinginkan. Ucapan seperti ini bisa berupa kebohongan, fitnah, atau kata-kata yang menyakiti perasaan orang lain. Dalam bahasa Arab, "kalimat" dapat berarti satu kata atau satu rangkaian ucapan. Ketika seseorang berbicara tanpa mempertimbangkan konsekuensi kata-katanya, ia bisa menciptakan masalah besar, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Ucapan yang tidak hati-hati dapat menimbulkan luka yang dalam, merusak hubungan, dan bahkan menyebabkan perpecahan di masyarakat.

2. Dampak Ucapan Sembarangan. Hadis ini dengan jelas menggambarkan dampak negatif dari ucapan yang tidak dipikirkan. Nabi Muhammad menggunakan perumpamaan jarak antara timur dan barat untuk menunjukkan betapa jauh seseorang bisa tersesat karena satu ucapan yang sembrono. Ini mengajarkan kita bahwa setiap kata yang diucapkan memiliki konsekuensi. Ucapan tanpa pertimbangan bisa membuat seseorang menyimpang jauh dari jalan kebenaran, seperti jarak yang tak terjembatani antara timur dan barat. Ini adalah peringatan kuat agar kita selalu menjaga lisan kita.

3. Pentingnya Menjaga Lisan. Dalam banyak riwayat lainnya, Rasulullah menekankan pentingnya menjaga lisan. Misalnya, dalam sebuah hadis, beliau bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim). Ini menegaskan bahwa menjaga lisan adalah bagian dari iman. Ucapan yang baik adalah cerminan dari hati yang bersih dan iman yang kuat. Sebaliknya, ucapan yang buruk mencerminkan hati yang tidak terjaga dan iman yang lemah. Oleh karena itu, menjaga lisan adalah salah satu cara untuk menjaga iman dan hati kita.

4. Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali berbicara tanpa berpikir panjang. Hadis ini mengingatkan kita untuk selalu berpikir sebelum berbicara, memastikan bahwa kata-kata kita tidak menyakiti atau merugikan orang lain. Terlebih lagi, di era digital ini, di mana ucapan kita bisa menyebar luas melalui media sosial, kehati-hatian dalam berbicara menjadi semakin penting. Sebuah postingan atau komentar yang sembrono bisa menimbulkan dampak yang luas dan berjangka panjang. Oleh karena itu, setiap kali kita hendak berbicara atau menulis sesuatu, kita harus berhenti sejenak untuk mempertimbangkan dampaknya.

5. Sikap yang Bijak. Hadis ini juga mengajarkan sikap bijak dalam berkomunikasi. Kita diajarkan untuk berbicara dengan penuh kesadaran, menghindari ghibah (mengumpat), namimah (adu domba), dan ucapan sia-sia yang bisa mendatangkan murka Allah. Ucapan yang bijak mencerminkan kebijaksanaan dan kematangan seseorang. Dengan menjaga lisan, kita tidak hanya menjaga diri kita sendiri dari dosa, tetapi juga menjaga keharmonisan hubungan dengan orang lain dan menjaga perdamaian di masyarakat.

C.KONTEKSTUALISASI HADIS DENGAN MASA SEKARANG

Selain itu, kontekstualisasi hadis di atas dalam zaman kontemporer seperti saat ini, antara lain:

1. Menjaga Lisan di Era Digital. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba bisa mengucapkan satu kalimat tanpa dipikir yang karenanya ia terjatuh ke dalam neraka sejauh jarak antara timur dan barat." Hadis ini mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga lisan. Relevansi pesan ini semakin kuat di era digital saat ini, di mana kata-kata bisa tersebar dengan cepat dan luas.

2. Jejak Digital di Era Modern. Kini, kita hidup di zaman digital, di mana media sosial menjadi sarana utama untuk berkomunikasi. Platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Dalam hitungan detik, apa yang kita tulis bisa dibaca oleh ribuan hingga jutaan orang. Namun, kecepatan dan kemudahan ini sering membuat kita lengah dan tidak berhati-hati dalam berbicara atau menulis.

3. Ketelanjuran dan Dampaknya. Sering kali kita melihat seseorang membuat komentar atau postingan yang tanpa sadar mengandung penghinaan, fitnah, atau informasi palsu. Contohnya, menyebarkan rumor tanpa verifikasi atau mengomentari topik sensitif dengan nada merendahkan. Dampaknya bisa sangat luas dan berbahaya. Reputasi orang bisa rusak, hubungan hancur, dan bahkan memicu konflik sosial yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun