Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling.
 Seperti kita tahu selama hidup, Chairil Anwar dikenal sebagai seorang sastrawan yang bohemian. Artinya hidup terkesan hura-hura. Dari kehidupannya itu ia merasa sedang melakukan kesalahan yang membuatnya jauh dengan Tuhan.Â
 Pada akhirnya, ia menemukan dirinya tidak bisa berpaling dari dari kehadiran Tuhan, meskipun dalam keadaan yang sulit.Â
 Puisi ini seakan-akan memberikan pesan bahwa sejauh apapun kita pergi dan sebanyak apapun dosa yang telah diperbuat oleh seorang hamba, maka hamba tersebut akan datang kepada Tuhannya dan memohon ampun serta meminta pertolongan demi pertolongan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H