Doa
Karya: Chairil Anwar
 Setiap umat beragama pasti sangat percaya terhadap Tuhan nya. Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam semesta ini. Meskipun sering kali melupakannya namun tetap saja akan selalu membutuhkannya dalam hidup dan akan kembali kepada Tuhan.Â
 Pada Puisi yang berjudul "Doa" karya Chairil Anwar, penulis menghadirkan unsur spiritual yang dapat dirasakan oleh pembaca.
Dalam puisi "Doa" Chairil Anwar selalu mengulang-ngulang kata Tuhanku, dimana dapat menafsirkan tentang bagaimana seorang hamba akan selalu membutuhkan Tuhan dalam hidupnya. Puisi ini mengekspresikan kerinduan dan kebutuhan yang mendalam akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan seseorang yang teguh dalam keyakinannya.Â
 Seperti yang tersirat dalam kalimat "Pada pemeluk teguh", yang menggambarkan seseorang memiliki keyakinan bahwa Tuhan selalu bersamanya.Â
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamuÂ
 Di dalam bait tersebut penulis juga menggambarkan suasana seseorang yang termenung atau rindu tetapi tetap mengingat Tuhan dalam keadaan apapun.Â
Biar susah sungguh
mengingat kau penuh seluruhÂ
 Sementara di bait ini menggambarkan seseorang yang merasa terpencil dan terombang-ambing dalam perasaan nya namun tetap mencari dan memanggil nama Tuhan nya dan sangat sulit dalam doa untuk berkomunikasi dengan Tuhan secara total. Namun dalam kegoncangan iman, ia akan mengingat Tuhan dengan jiwa dan raganya.Â
CayaMu panas suciÂ
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
 Di bait ini penulis menggambarkan bahwa cahaya lilin ini merupakan cahaya yang sangat penting untuk menerangi kegelapan malam, atau gambar cahaya yang rapuh dalam kegelapan malam. Untuk menyatakan sebagai terang iman dari Tuhan yang tinggal di lubuk hati penyair.
 Meskipun sulit untuk mengingat dan memahami sepenuhnya, kehadiran Tuhan tetap dirasakan sebagai cahaya yang memberi harapan di tengah kegelapan dan kesunyian.Â
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
 Seseorang memiliki kesadaran akibat dosanya itu, ia merasa sudah hilang bentuk dan remuk serta kebingungan dalam perjalanan hidupnya yang penuh tantangan, tetapi dia terus mencari Tuhan sebagai tempat perlindungan dan ketenangan.Â
 " Aku mengembara di negeri asing". Di balik ini mengenang perbuatannya itu. Asing, karena yang dikerjakannya itu bertentangan dengan apa yang sudah ditetapkan Tuhannya.Â
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling.
 Seperti kita tahu selama hidup, Chairil Anwar dikenal sebagai seorang sastrawan yang bohemian. Artinya hidup terkesan hura-hura. Dari kehidupannya itu ia merasa sedang melakukan kesalahan yang membuatnya jauh dengan Tuhan.Â
 Pada akhirnya, ia menemukan dirinya tidak bisa berpaling dari dari kehadiran Tuhan, meskipun dalam keadaan yang sulit.Â
 Puisi ini seakan-akan memberikan pesan bahwa sejauh apapun kita pergi dan sebanyak apapun dosa yang telah diperbuat oleh seorang hamba, maka hamba tersebut akan datang kepada Tuhannya dan memohon ampun serta meminta pertolongan demi pertolongan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H