Mohon tunggu...
Filsafat

Legenda Aliran Sesat

4 Oktober 2018   07:51 Diperbarui: 9 Oktober 2018   18:06 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

A. LATAR BELAKANG

Syi'ah adalah salah satu aliran atau madzhab dalam Islam. Istilah Syi'ah berasal dari kata bahasa Arab syi'ah. Bentuk tunggal dari kata ini adalah Syi'I. "Syi'ah" adalah bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syi'ah Ali artinya "pengikut Ali". Syi'ah menurut etimilogi bermakna "pembela dan pengikut seseorang." Selain itu juga, bermakna "setiap kaum yang berkumpul diatas suatu perkara." Didalam Al Qur'an dijumpai kata-kata Syi'ah dengan makna etimologis diatas, seperti dalam surah al-Shaffat [37]:83; surah al-Qoshos [28]:15; surah Maryam [19]:69; surah al-An'am [6]:65; dan surah al-Qomar [54]:51. Adapun menurut terminology adalah mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Tholib sangat utama diantara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum Muslimin, demikian pula anak cucunya sepeninggalnya Menurut Syahrastani (w. 548 H), terminology Syi'ah mencakup empat unsure berikut yaitu, (i) para penolong dan pengikut Imam Ali bin Abi Tholib; (ii) teks/nash dari Nabi SAW dan wasiat Nabi bahwa khalifah setelahnya adalah Ali bin Abi Tholib; (iii) bahwa imamah setelah Ali bin Abi Tholib adalah kepada anak-anak dan keturunannya; dan (iv) imamah atau khilafah tidak boleh keluar dari keturunannya, kecuali lantaran kezaliman atau lantaran perbuatan aniaya dari pihak lain.

Terdapat beberapa teori tentang latar belakang tentang munculnya tasyayyu' terhadap Ali bin Abi Tholib telah ada pada saat Nabi SAW masih hidup. Tasyayyu' kepada Ali bin Abi Tholib ditunjukkan dengan perilaku tafdhil (melebihkan/mengutamakan) Ali bin Abi Tholib atas sahabat-sahabat lainnya, dan ini yang terjadi pada zaman Rosulullah SAW. Pendapat lain menyebutkan bahwa Tasyayyu' muncul setelah Rosulullah SAW wafat, juga pendapat kemuncukan Syi'ah berbarengan dengan terjadinya Perang Jamal dan pasca terjadinya tahkim.

Teori lain meyebutkan kemunculan Syi'ah terkait dengan persoalan-persoalan politik yang mengiringinya, antara lain: Pertama,Peristiwa Saqifah yang menobatkan Abu Bakar ash-Shidiq sebagai khalifah dan keterlambatan Ali bin Abi Tholib dalam membaiat Abu Bakar. Kedua, Fitnah yang terjadi pada masa kholifah Ustman bin Affan yang berakhir dengan terbunuhnya kholifah ketiga itu. Ketiga, Perang Shiffin dan terjadinya tahkim. Keempat, Peristiwa terbunuhnya Husain bin Ali bin Abi Tholib di Karbala.(Burhanuddin,2016:hal 50-51)

B. ALIRAN SYI'AH

Aliran Syi'ah Islam terpecah berpecah kepada cabang-cabang kecil. Tiga cabang yang utama pada masa kinimempunyai bilangan pengikut yang besar. Yang paling terkenal dan terbesar ialah golongan Syi'ah Imam dua belas atau Imamiyah atau Ja'fariyah (itsna as-ariyya) yang merangkai 90% penduduk di Iran dan sebagian besar di Iraq. Golongan Syi'ah yang yang kecil lain termasuk Ismailliyyah, Zaidiyyah, dan Syi'ah Imam Bertujuh. Alawiyyah dan Duruzi juga menganggap diri mereka Syi'ah meskipun mereka tidak senantiasa diiktiraf oleh Syi'ah lain.. Terikat-terukat sufi beraliran Syi'ah termasuklah Terikat Alevi, Bektashi Hamdani dan Fatimiyyah. Dua puluh peratus dari penduduk Turki mengikut tarikat Alevi sementara Lubnan dan Syria pula mempunyai bilangan besar golongan Duruzi dan Alawi

Pada hakekatnya, istilah Syi'ah untuk pertama kalinya ditujukan pada para pengikut Ali (Syi'ah Ali), pemimpin pertama ahl-bait pada masa Nabi Muhammad SAW. Para pengikut Ali yang disebut Syi'ah itu diantaranya adalah AbuDzar Al-Ghifari, Miqat bin Al-Aswad bin Yasir.

Kelompok (firqoh) Syi'ah sendiri berpendapat bahwa kemunculan Syi'ah berkaitan dengan masalah pengganti (khalifah) Nabi SAW. Mereka menolak ke kholifahan Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan Utsman bin Affan karena dalam pandangan mereka hanya Ali bin ABi Tholiblah yang berhak menggantikan Nabi SAW . Kepemimpinan Ali dalam dalam pandangan Syi'ah tersebut sejalan dengan isyarat-isyarat yang diberikan oleh Nabi SAW pada masa hidupnya. Pada wal kenabian, ketika Nabi Muhammad SAW, diperintahkan menyampaikan dakwa pada kerabatnya yang pertama-tama menerima adalah Ali bin Abi Tholib. Diceritakan bahwa Nabi pada masa saat itu mengatakan bahwa orang yang pertama-tama memenuhi ajakannya akan menjadi penerus dan pewarisnya. Selain itu, sepanjang kenabian Muhammad, Ali merupakan orang yang menunjukkan perjuangan dan pengabdian yang luar biasa besar.(Thabrani,2012 hal 70-71)

C. SEKTE-SEKTE SYI'AH & PARA TOKOHNYA

1. Syi'ah Imamiyah

Penanaman sekte ini terambil dari apa yang ditunjukan oelh jumlah imam yang mereka percaya, yakni dua belas imam terkahir. Selain nama tersebut, sekte ini disebut juga dengan nama Ja'fariyah, karena sekte ini mereka nasabkan kepada ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh Imam Ja'far Muhammad Shodiq. Selain itu, sekte ini juga disebut imamiyah, karena Ali bin Abi Tholib dan keturunannya yang berhak menjadi imam, serta percaya bahwa umat manusia harus selalu mempunyai imam dan mereka percaya akan datangnya imam Mahdi setelah bersembunyi beberapa saat lamanya.

Adapun jumlah dua belas imam yaitu:

Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Ali bin Husain, Muhammad bin Ali, Jafar bin Muhammad, Musa bin Ja'far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan bin Ali, Muhammad bin Hasan

2. Syi'ah Ghulat

Dipenghujung pemerintahan Khalifah Utsman (644-656 M), gerakan-gerakan syi'ah mulai tampil dipermukaan dan menjadi suatu gerakan yang kuat. Dalam situasi yang tidak menentu, ditambah lagi tersebarnya fitnah ke khalifah Utsman, tiba-tiba muncul sosok pria masuk Islam bernama Abdullah ibn Saba'. Dengan mencermati kondisi seperti itu, Abdullah ibn Saba' memicu untuk melahirkan gagasan yang bisa dijadikan dasar dalam rangka menarik perhatian masyarakat Islam saat itu.

Abdullah ibn Saba' menindaklanjuti gagasan-gagasannya dengan berlindung dibalik kebesaran Islam, kemudian mengambil dua langkah penting dangan dua sasaran pokok:

a. Mengorganisirkaum oposisi dengan slogan mencintai serta mendukung ahl al-bait dengan tujuan terciptanya simpati dari kaum muslimin

b. Mengadakan asimilasi pendapat dari filsafat dalam aloran fikiran Syi'ah, membuat riwayat-riwayat, hadits-hadits serta menaburkan benih-benih pikiran sesat kemudian dianggap sebagai pandangan Syi'ah. 

3. Syi'ah Zaidiyah

Syi'ah tidak mengalami perpecahan selama masa tiga imam, yaitu Ali ibn Abi Tholib, Hasan dan Husain. Akan tetapi setelah terjadinya peristiwa Karbala dengan menewaskan Husain tanggal 10 Muharrom 68 H/ 687 M maka mulailah timbul perpecahan. Kelompok pertama berpendirian bahwa imam  keempatlah putra Husain yaitu Ali Zainalibn al-Sajjaah. Kendati pun ia belum dewasa, karena keadaan darurot sebab Ali tidak meninggalkan keturunan dari garis Nabi SAW melalui Fatimah az-Zahra.

Sementara kelompok kedua percaya bahwa imam keempat adalah putra Ali bin Abi Tholib yang telah dewasa yakni Muhammad ibn Hanifah putra Ali bin Abi Tholob yang dilahirkan dari seorang perempuan dari Bani Hanifah. Jadi secara heriditas ia tidak mempunyai hubungan darah dengan Nabi SAW. Golongan ini disebut Kaisaniyah.(Hasbi,2015:hal 36-40)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun