Mohon tunggu...
Alviana _
Alviana _ Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Lambung Mangkurat

saya menyukai pelajaran geografi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

potensi wilayah kecamatan Hulu Sungai Tengah Tahun 2023

22 Desember 2024   16:43 Diperbarui: 22 Desember 2024   16:43 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penentuan komoditas unggulan pada suatu daerah merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Otonomi daerah yang berkembang saat ini, di satu sisi memberikan kewenangan yang lebih luas bagi pemerintah daerah dalam mengatur dan melaksanakan program-program pembangunan di daerahnya, namun di sisi lain juga menuntut kesiapan daerah dalam mempersiapkan dan melaksanakan berbagai kebijakan yang kini bergeser menjadi tanggung jawab daerah (Usman, 2001). Pembangunan daerah di era otonomi daerah perlu dilaksanakan secara terpadu, selaras, serasi dan seimbang serta sesuai dengan prioritas dan potensi daerah (Tjiptoherijanto, 1997 dalam Sundari dan Nuning, 2006).

Sektor di Kabupaten hulu Sungai Selatan yang meliputi sub sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan mampu menghasilkan berbagai komoditi yang beragam yang tersebar di 11 kecamatan. Setiap kecamatan dengan karakteristiknya masing masing mempunyai potensi yang berbeda-beda dalam menghasilkan suatu komoditi yang dapat dijadikan basis ekonomi wilayahnya.

Teori ekonomi basis khususnya metode Location Quotient (LQ) dapat digunakan untuk mengetahui komoditi pertanian yang dihasilkan oleh suatu kecamatan termasuk komoditi pertanian basis atau non basis.

Kelompok sektor pertanian

     Kabupaten Hulu Sungai Selatan mampu menghasilkan 27 komoditas dalam kelompok tanaman pangan, Hortikultural/sayur, buah-buahan, rempah dan tanaman hias. Dari sektor pertanian yang unggul adalah Hortikultural/sayur, buah-buahan, dan rempah. Dari gambar penyajian hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa kecamatan yang memiliki LQ tertinggi dengan nilai LQ sebesar 6.49 yaitu : kecamatan Hantakan, kecamatan Pandawan. Artinya semakin besar nilai LQ disuatu wilayah, semakin besar pula derajat konsentrasinya di wilayah tersebut.

Kelompok sektor perkebunan

     Kelompok perkebunan Hulu Sungai Tengah mampu menghasilkan 8 komoditas yaitu kelapa sawit, kelapa, karet kopi , kakao, tebu , teh dan tembakau dengan data 0 maka non basis semua dalam sektor perkebunan hasil data 0 semua pada tahun 2023

Kelompok sektor peternakan

     Kelompok peternakan Hulu Sungai Tengah mampu menghasilkan 11 dengan data 0 non basis semua dalam sektor peternakan.

Kelompok perikanan

     Kelompok perikanan Hulu Sungai Tengah mampu menghasilkan 2 komoditas yaitu perikanan laut dan perikanan umum dengan data 0 maka non basis semua dalam sektor perikanan hasil data 0 semua pada tahun 2023

Berdasarkan hasil analisis SS ini maka prioritas pembangunan ekonomi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebaiknya difokuskan pada sektor pertanian dan perkebunan sebagai sektor unggulan dan diarahkan pada produksi hasil pertanian dan perkebunan yang memiliki daya saing tinggi

  • Merah : tertinggal
  • Hijau : andalan
  • Pink : prospektif
  • Hijau tua : unggul

Berikut beberapa saran untuk meningkatkan performa dan keberlanjutan di sektor ini:

  • Precision Agriculture: Menggunakan teknologi seperti sensor tanah, drone, dan IoT untuk memantau kondisi tanah, iklim, dan tanaman. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, air, dan pestisida
  • Pemuliaan Tanaman: Mengembangkan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem, hama, dan penyakit untuk meningkatkan produktivitas.
  • Pelatihan dan Edukasi: Memberikan pelatihan kepada petani mengenai teknik bertani modern dan penggunaan teknologi.

Adaptasi Iklim: Mempromosikan teknik adaptasi terhadap perubahan iklim, seperti pemilihan waktu tanam yang tepat, dan pengaturan tata air untuk mengurangi risiko kekeringan atau banjir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun