Mohon tunggu...
M Alvian Rizky
M Alvian Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Umum PK. PMII UNIKOM

saya suka menulis dan juga membaca buku, selain kegiatan tadi saya memiliki organisasi yang bergerak di bidang literasi masyarakat, karena membangun literasi ditengah masyarakat menjadi penting untuk memajukan peradaban manusia yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gara-Gara SEO Jadi Petaka yang Mengubah Bangsa

13 September 2023   09:30 Diperbarui: 13 September 2023   10:18 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Artikel Budi menggunakan kata "budaya" sebanyak 1 kali, yang merupakan kode untuk "Bunuh Dua Yayasan Agama"

  • Artikel Budi menggunakan kata "kekerasan" sebanyak 8 kali, yang merupakan kode untuk "Keluarkan Elemen Radikal Asing Serang Anak Negara"

  • "Dari bukti-bukti ini, kami bisa menyimpulkan bahwa kalian berdua adalah anggota dari organisasi teroris yang ingin menghancurkan negara ini dengan cara kekerasan! Kalian berdua adalah musuh negara!" kata polisi ketiga dengan yakin.

    Rudi dan Budi tidak bisa percaya dengan apa yang mereka dengar. Mereka merasa bahwa polisi-polisi itu gila dan tidak masuk akal. Mereka merasa bahwa mereka tidak bersalah dan tidak melakukan apa-apa. Mereka merasa bahwa mereka hanya korban dari kesalahpahaman dan fitnah.

    "Tapi itu semua tidak benar! Itu semua hanya omong kosong! Kami tidak ada hubungannya dengan organisasi teroris apapun! Kami hanya penulis konten biasa yang ingin membuat artikel yang baik dan bermanfaat! Kami tidak ada maksud jahat apapun!" bantah Rudi dan Budi dengan putus asa.

    "Jangan berdalih! Kalian berdua sudah tertangkap basah! Kalian berdua akan diadili di pengadilan dan dihukum seberat-beratnya! Kalian berdua akan mendapat hukuman mati!" ancam polisi pertama sambil menyeret Rudi dan Budi ke mobil polisi.

    Rudi dan Budi menangis dan berteriak-teriak meminta tolong. Mereka merasa bahwa hidup mereka sudah berakhir. Mereka merasa bahwa mereka tidak akan pernah bisa bebas lagi. Mereka merasa bahwa mereka tidak akan pernah bisa menulis artikel lagi.

    Mereka tidak sadar bahwa artikel mereka sudah viral di media sosial. Mereka tidak sadar bahwa artikel mereka sudah dibaca oleh jutaan orang. Mereka tidak sadar bahwa artikel mereka sudah mendapat peringkat tertinggi di mesin pencari.

    Mereka tidak sadar bahwa artikel mereka sudah mengubah dunia.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
    Lihat Cerpen Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun