"Artikelmumu itu sampah! Tidak ada gunanya sama sekali!" teriak Riyansambil menarik rambut Hadian.
"Artikelmumu itu omong kosong! Tidak ada isinya sama sekali!" balas Hadian sambil mencakar wajah Rudi.
Mereka berdua terlibat dalam perkelahian yang hebat. Mereka tidak sadar bahwa mereka sedang membuat keributan di kantor mereka. Mereka juga tidak sadar bahwa artikel mereka sudah dipublikasikan di website perusahaan mereka.
Beberapa menit kemudian, mereka mendengar suara sirene polisi di luar kantor mereka. Mereka melihat beberapa polisi masuk ke kantor mereka dengan senjata terhunus. Mereka juga melihat beberapa wartawan mengikuti polisi dengan kamera dan mikrofon.
"Apa yang terjadi?" tanya Riyandan Hadian dengan bingung.
"Kalian berdua diam dan ikut kami! Kalian berdua ditangkap karena menyebarkan konten provokatif dan menghasut kekerasan di masyarakat!" kata salah satu polisi sambil menyeret Riyandan Hadian keluar dari kantor mereka.
"Konten provokatif? Menghasut kekerasan? Apa maksudnya?" tanya Riyandan Hadian dengan takut.
"Jangan pura-pura bodoh! Kalian berdua menulis artikel yang mengandung konten provokatif dan menghasut kekerasan di masyarakat! Lihat saja judul artikel kalian: '10 Cara Efektif untuk Menghentikan Budaya Kekerasan di Masyarakat' dan 'Mengapa Kita Harus Menghentikan Budaya Kekerasan di Masyarakat'!" kata polisi lainnya sambil menunjukkan artikel Rudi dan Budi di ponselnya.
"Konten provokatif? Menghasut kekerasan? Tapi itu kan judul artikel yang baik dan positif! Kami hanya ingin memberikan informasi dan solusi yang berguna untuk menghentikan budaya kekerasan di masyarakat!" protes Rudi dan Budi dengan bingung.
"Jangan berbohong! Kalian berdua sengaja menulis judul artikel yang ambigu dan menyesatkan! Kalian berdua sebenarnya ingin menyampaikan pesan tersembunyi yang jahat dan negatif! Kalian berdua ingin mengajak pembaca untuk melakukan kekerasan di masyarakat!" tuduh polisi ketiga sambil menunjukkan bukti-bukti yang aneh dan tidak masuk akal.
"Bukti-bukti apa itu?" tanya Rudi dan Budi dengan heran.