Mohon tunggu...
M Alvian Rizky
M Alvian Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Umum PK. PMII UNIKOM

saya suka menulis dan juga membaca buku, selain kegiatan tadi saya memiliki organisasi yang bergerak di bidang literasi masyarakat, karena membangun literasi ditengah masyarakat menjadi penting untuk memajukan peradaban manusia yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

ACAB: Sejarah dan Makna di Balik Slogan Anti-Polisi yang Mendunia

15 Agustus 2023   22:29 Diperbarui: 15 Agustus 2023   22:35 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Jika Anda pernah melihat grafiti, tato, atau spanduk yang bertuliskan ACAB, mungkin Anda bertanya-tanya apa arti dari singkatan tersebut. ACAB adalah akronim dari All Cops Are Bastards, yang berarti semua polisi adalah bajingan. 

Ini adalah slogan politik yang digunakan oleh orang-orang yang menentang polisi dan penegakan hukum. Slogan ini sering ditulis sebagai kalimat pendek di tempat-tempat umum, atau kadang-kadang ditampilkan sebagai angka 1312, yang merupakan posisi huruf-huruf tersebut dalam alfabet Inggris.

ACAB bukanlah istilah baru. Sejarahnya bisa ditelusuri hingga abad ke-20 di Inggris, ketika polisi modern pertama kali dibentuk. Namun, slogan ini menjadi lebih populer dan tersebar luas di seluruh dunia sejak tahun 1980-an, terutama melalui subkultur punk dan skinhead. ACAB juga menjadi simbol bagi gerakan anarkis dan anti-otoriter di berbagai negara.

Lalu, apa makna di balik slogan ini? Mengapa banyak orang yang menggunakannya untuk menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap polisi? Apa dampaknya bagi masyarakat dan hukum? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengulas sejarah dan makna dari ACAB.

Asal-usul ACAB

Menurut kamus istilah populer karya Eric Partridge, frasa "All Coppers Are Bastards" pertama kali muncul di Inggris pada tahun 1920-an. Partridge mendengar frasa ini sebagai bagian dari lagu yang dinyanyikan oleh para kriminal dan penjahat pada saat itu:

I'll sing you a song, it's not very long: all coppers are bastards.

Lagu ini merupakan variasi dari ungkapan lama yang menyatakan rasa tidak suka terhadap orang-orang yang berkuasa atau menjaga ketertiban. Frasa ini kemudian disingkat menjadi ACAB oleh para pekerja yang mogok pada tahun 1940-an. Singkatan ini juga secara historis dikaitkan dengan para narapidana di Inggris.

Pada tahun 1970, surat kabar Daily Mirror menjadikan frasa ini sebagai judul berita, dan menulis bahwa frasa ini terdapat pada jaket seorang anggota geng motor Hells Angel. Sutradara Inggris Sidney Hayers juga menggunakan versi sensor dari frasa ini sebagai judul film kriminalnya pada tahun 1972, yaitu All Coppers Are.

Pada tahun 1977, seorang jurnalis Newcastle melihat frasa ini tertulis di dinding sel penjara. Ia menulis bahwa frasa ini merupakan "salah satu ungkapan paling umum" di antara para tahanan. Ia juga mengutip seorang mantan narapidana yang mengatakan bahwa frasa ini merupakan "semboyan" bagi mereka yang merasa diperlakukan tidak adil oleh polisi.

Popularitas ACAB

Pada tahun 1980-an, ACAB menjadi simbol anti-pemerintah, terutama di kalangan subkultur punk dan skinhead. Slogan ini dipopulerkan oleh lagu berjudul A.C.A.B. karya grup musik Oi! asal London, The 4-Skins, pada tahun 1982. Lagu ini menggambarkan pengalaman para pemuda yang sering ditangkap dan dipukuli oleh polisi karena penampilan atau gaya hidup mereka.

Walking down the street and I see a police car I put my hood up and they start to chase me They catch me and they throw me in the back They hit me with their batons and they call me a twat

A.C.A.B. A.C.A.B. A.C.A.B. All cops are bastards

Lagu ini menjadi sangat populer di kalangan para penggemar musik punk dan skinhead, dan membuat slogan ACAB semakin dikenal oleh masyarakat luas. Namun, slogan ini juga memiliki makna yang berbeda bagi kelompok-kelompok yang menggunakannya. Beberapa skinhead menggunakan slogan ini sebagai bentuk rasisme atau fasisme, sementara yang lainnya menggunakan slogan ini sebagai bentuk antirasisme atau antifasisme.

Pada tahun-tahun berikutnya, ACAB menjadi slogan populer di antara para penggemar sepak bola hooligan dan ultras di Eropa. Mereka sering menampilkan slogan ini di stadion-stadion atau di jalanan untuk menunjukkan sikap bermusuhan mereka terhadap polisi yang mengawasi pertandingan-pertandingan sepak bola. Mereka juga sering terlibat dalam bentrokan atau kerusuhan dengan polisi atau kelompok-kelompok pendukung lainnya.

ACAB juga menjadi simbol bagi gerakan anarkis dan anti-otoriter di berbagai negara. Mereka menggunakan slogan ini untuk menyuarakan kritik mereka terhadap polisi sebagai alat represi negara atau kapitalisme. Mereka juga sering melakukan aksi protes atau vandalisme dengan menuliskan slogan ini di tempat-tempat umum.

Makna ACAB

Bagi para pengguna slogan ACAB, frasa ini bukanlah sekadar hinaan atau ejekan terhadap polisi secara individu. Frasa ini merupakan kritik terhadap sistem polisi secara keseluruhan, yang dianggap sebagai lembaga yang korup, kejam, diskriminatif, dan tidak adil. Frasa ini juga mengekspresikan rasa tidak percaya atau tidak hormat terhadap otoritas polisi, yang sering kali menyalahgunakan kekuasaan mereka.

Para pengguna slogan ACAB berpendapat bahwa tidak ada polisi yang baik, karena mereka semua menjadi bagian dari sistem yang bermasalah. Mereka menganggap bahwa polisi, meskipun tidak secara langsung melakukan kekerasan atau rasisme, tetap bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh rekan-rekan mereka. Mereka juga menolak untuk bekerja sama dengan polisi atau menghormati hukum yang dibuat oleh negara.

Bagi para penentang slogan ACAB, frasa ini merupakan bentuk penghinaan atau penghakiman yang tidak adil terhadap polisi secara individu. Frasa ini dianggap sebagai generalisasi atau stereotip yang tidak memperhitungkan keragaman atau kualitas dari anggota polisi. Frasa ini juga dianggap sebagai bentuk provokasi atau ancaman yang dapat memicu konflik atau kekerasan.

Para penentang slogan ACAB berpendapat bahwa ada polisi yang baik, yang bekerja dengan profesional, jujur, dan berdedikasi untuk melindungi dan melayani masyarakat. Mereka mengakui bahwa ada polisi yang buruk, yang melakukan kekerasan atau rasisme, tetapi mereka adalah minoritas atau kasus-kasus tertentu. Mereka juga mendukung kerja sama dengan polisi atau menghormati hukum yang dibuat oleh negara.

Dampak ACAB

Slogan ACAB telah menimbulkan berbagai dampak bagi masyarakat dan hukum di berbagai negara. Di beberapa negara, penggunaan slogan ini dianggap sebagai tindak pidana, karena melanggar undang-undang tentang penghinaan, pencemaran nama baik, atau ujaran kebencian terhadap polisi. Di negara-negara seperti Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, Rusia, dan Turki, banyak orang yang ditangkap atau didenda karena menuliskan atau mengucapkan slogan ini.

Di beberapa negara lain, penggunaan slogan ini dianggap sebagai hak kebebasan berpendapat atau berekspresi, selama tidak melibatkan kekerasan atau ancaman fisik terhadap polisi. Di negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Belanda, banyak orang yang dibebaskan dari tuduhan karena menulisk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun