Walking down the street and I see a police car I put my hood up and they start to chase me They catch me and they throw me in the back They hit me with their batons and they call me a twat
A.C.A.B. A.C.A.B. A.C.A.B. All cops are bastards
Lagu ini menjadi sangat populer di kalangan para penggemar musik punk dan skinhead, dan membuat slogan ACAB semakin dikenal oleh masyarakat luas. Namun, slogan ini juga memiliki makna yang berbeda bagi kelompok-kelompok yang menggunakannya. Beberapa skinhead menggunakan slogan ini sebagai bentuk rasisme atau fasisme, sementara yang lainnya menggunakan slogan ini sebagai bentuk antirasisme atau antifasisme.
Pada tahun-tahun berikutnya, ACAB menjadi slogan populer di antara para penggemar sepak bola hooligan dan ultras di Eropa. Mereka sering menampilkan slogan ini di stadion-stadion atau di jalanan untuk menunjukkan sikap bermusuhan mereka terhadap polisi yang mengawasi pertandingan-pertandingan sepak bola. Mereka juga sering terlibat dalam bentrokan atau kerusuhan dengan polisi atau kelompok-kelompok pendukung lainnya.
ACAB juga menjadi simbol bagi gerakan anarkis dan anti-otoriter di berbagai negara. Mereka menggunakan slogan ini untuk menyuarakan kritik mereka terhadap polisi sebagai alat represi negara atau kapitalisme. Mereka juga sering melakukan aksi protes atau vandalisme dengan menuliskan slogan ini di tempat-tempat umum.
Makna ACAB
Bagi para pengguna slogan ACAB, frasa ini bukanlah sekadar hinaan atau ejekan terhadap polisi secara individu. Frasa ini merupakan kritik terhadap sistem polisi secara keseluruhan, yang dianggap sebagai lembaga yang korup, kejam, diskriminatif, dan tidak adil. Frasa ini juga mengekspresikan rasa tidak percaya atau tidak hormat terhadap otoritas polisi, yang sering kali menyalahgunakan kekuasaan mereka.
Para pengguna slogan ACAB berpendapat bahwa tidak ada polisi yang baik, karena mereka semua menjadi bagian dari sistem yang bermasalah. Mereka menganggap bahwa polisi, meskipun tidak secara langsung melakukan kekerasan atau rasisme, tetap bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh rekan-rekan mereka. Mereka juga menolak untuk bekerja sama dengan polisi atau menghormati hukum yang dibuat oleh negara.
Bagi para penentang slogan ACAB, frasa ini merupakan bentuk penghinaan atau penghakiman yang tidak adil terhadap polisi secara individu. Frasa ini dianggap sebagai generalisasi atau stereotip yang tidak memperhitungkan keragaman atau kualitas dari anggota polisi. Frasa ini juga dianggap sebagai bentuk provokasi atau ancaman yang dapat memicu konflik atau kekerasan.
Para penentang slogan ACAB berpendapat bahwa ada polisi yang baik, yang bekerja dengan profesional, jujur, dan berdedikasi untuk melindungi dan melayani masyarakat. Mereka mengakui bahwa ada polisi yang buruk, yang melakukan kekerasan atau rasisme, tetapi mereka adalah minoritas atau kasus-kasus tertentu. Mereka juga mendukung kerja sama dengan polisi atau menghormati hukum yang dibuat oleh negara.
Dampak ACAB
Slogan ACAB telah menimbulkan berbagai dampak bagi masyarakat dan hukum di berbagai negara. Di beberapa negara, penggunaan slogan ini dianggap sebagai tindak pidana, karena melanggar undang-undang tentang penghinaan, pencemaran nama baik, atau ujaran kebencian terhadap polisi. Di negara-negara seperti Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, Rusia, dan Turki, banyak orang yang ditangkap atau didenda karena menuliskan atau mengucapkan slogan ini.
Di beberapa negara lain, penggunaan slogan ini dianggap sebagai hak kebebasan berpendapat atau berekspresi, selama tidak melibatkan kekerasan atau ancaman fisik terhadap polisi. Di negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Belanda, banyak orang yang dibebaskan dari tuduhan karena menulisk