Mohon tunggu...
Alvi JakXone
Alvi JakXone Mohon Tunggu... Administrasi - Aktivis Media

Aktivis di Jakarta Media Network (JakXone) Email : alvijakxone@gmail.com FB : JakXone Alvi Twitter : @JakXone

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Demokrasi di Kabupaten Maluku Tengah, Sebuah Fakta...

3 Mei 2017   05:59 Diperbarui: 3 Mei 2017   07:13 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Balik lagi. Seiring berjalannya waktu, Abua Tuasikal, bupati Incumbent pada pilkada Februari 2017 lalu bertarung dengan kotak kosong dan memenangkan Pilkada dengan suara mayoritas.. Jadinya, Abua saat ini tinggal menunggu pelantikan sebagai bupati Maluku Tengah periode kedua.

Terpilihnya Abua Tuasikal otomatis mengulang kesuksesan sang adik yang dua periode memimpin Kabupaten Maluku Tengah. Ini memang fenomena menarik karena jika Abua dilantik dan menyelesaikan periodesasi kedua, berarti selama 20 tahun masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah dipimpin oleh dua saudara kandung.  

Ada yang salah dari situasi ini? Berpulang kepada opini masing-masing pembaca. Tapi yang pasti, tak ada satupun alasan menggugat kemenangan Abua Tuasikal, atau soal anggota keluarga Abdullah Tuasikal yang lolos ke Senayan. Mereka terpilih secara demokratis lewat proses pemilu, baik pilkada maupun pemilu legislatif. 

Lebih pas jika masyarakat di Maluku Tengah yang memilih mereka yang memberi penjelasan jika ada yang penasaran dengan berbagai keberhasilan yang sudah mereka capau. Dan buat mereka yang gusar melihat fakta tersebut, tak perlu reaktif. Inilah konsekuensi dari proses demokrasi di Indonesia.

Yang jelas, fakta juga membuktikan, Pilkada yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan ada juga sesama anggota keluarga yang saling menggantikan, baik menjabat sebagai kepala daerah maupun anggota legislatf. So, merenunglah!  (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun