Saya menulis atikel milik sendiri yaitu, novel online yang bisa di nikmati di NOVELTOON & Â MANGATOON.
Disini alur, nama penokohan dan karakteristiknya saya rubah, jika ingin membaca secara detile bisa langsung di check di Apps Noveltoon cukup download di playstore.
Merah Jambu Di Benua Asia
Cerita Seoul dan Alvy.
    Â
Wanita yang gemar membaca mulai SD sampai ke perguruan tinggi itu bahkan saat telah menjadi karyawan pun dia tetap membaca namanya adalah, Â Yuri Eka Agustin Manggala. Dia anak pertama dari keluarga Manggala, saat ini mereka masih tinggal di Swedia benua Eropa Utara, karena ibunya berasal dari benua itu yang bernama, Inggrid.Â
Ayahnya bernama Gusti Manggala, penduduk lokal pribumi yang tinggal di pulau Jawa tepatnya kota Jakarta, adiknya bernama Dwi Gusti Manggala. Hubungan kedua orang tua Yuri tidak direstui oleh orang tua Inggrid.Â
Mereka tinggal di Swedia, bersama keluarga yang masih menerima mereka bertiga karena, Inggrid sedang mengurus dirinya dan kedua anaknya untuk menjadi warga negara Indonesia. Yuri, terkenal dengan sikapnya yang ramah tamah di seluruh kalangan. Dia memiliki banyak prestasi, kawan, dan juga menjadi wanita yang banyak disukai oleh lawan jenis. Dia tinggal bersama keluarganya di Swedia sedari kecil sampai usia 13 tahun.Â
Saat menginjak usia 14 tahun, dia, ibu, dan adiknya menjadi penduduk lokal yang menempat di kota Jakarta. Yuri, mengambil jenjang pendidikan di SMP Batavia, Jakarta di usia 14 tahun dan adiknya di sekolah dasar Merah Putih, Jakarta. Ketika baru masuk di SMP, dia bertemu dengan lelaki tambun seumuranya yang kala itu sedang dibully oleh sesama teman lelaki dan akhirnya dengan sikap pahlawanya Yuri membantu lelaki itu karena, dia paling tidak suka dengan tindak kekerasan.Â
Namun, setelah kejadian itu Yuri semakin lama semakin tidak menyukainya, dikarenakan lelaki tambun itu telah mengeluarkan tiga orang pembully dari sekolah. Yuri berpikir bahwa itu adalah, suatu tindakan yang tidak adil karena, seharusnya mereka para pembully dapat dihukum scores dan tidak perlu untuk dikeluarkan, menurutnya pendidikan sangatlah penting dan kita tidak pernah tahu apakah orang tua mereka adalah orang yang berada sehingga, Yuri menjadi menjauhi lelaki tambun itu.Â
Ayahnya adalah, pengusaha perusahaan parfum terbesar ke-5 yang kala itu sedang marak di pasaran, nama perusahaanya adalah Heynagrid. Yuri, meminta bantuan pada ayahnya untuk membantu 3 teman lelaki yang dikeluarkan dari sekolahnya, namun sang ayah tak dapat mengabulkan permintaan Yuri karena, lelaki tambun yang dia panggil si gendut itu adalah, sang pemilik ahli waris perusahaan terbesar ke 2 di benua Asia yang menempat di Indonesia.Â
Lelaki tambun yang dia panggil 'si gendut' tak pernah menyerah untuk menjahili ataupun membuntuti Yuri, bahkan sampai ke sekolah menengah atas.
Pada akhirnya lelaki tambun itu menyerah dan mereka terpisah selepas wisuda sekolah. Saat di perguruan tinggi Yuri kembali ke Swedia untuk melanjutkan pendidikanya di sana.Â
Beberapa kali saat libur dia pulang ke Jakarta untuk menemui keluarga besarnya, namun siapa sangka adiknya Gusti, menjadi begitu dingin dan cuek padanya. Sampai suatu ketika dia di sadarkan bahwa, semenjak kapan mereka berdua beradu kompetisi di dalam keluarga Manggala.Â
Saat dia telah lulus menjadi sarjana keuangan, Yuri mendapatkan kabar duka bahwa ayahnya mengalami kematian karena penyakit hepatitis B dan akhirnya dia pulang ke Indonesia untuk pemakaman ayahnya di keesokan hari. Selang 1 minggu adiknya, Gusti ikut menyusul ayahnya pulang ke rahmatullah di karenakan penyakit yang sama yaitu, hepatitis B.Â
Selang 3 hari dari kepergian Gusti, bibinya yang bernama Ria, tiba-tiba datang ke kediaman Manggala untuk menagih utang, katanya. Ayahnya telah berhutang di investasi saham pada Ria, dan karena mereka tak mampu mengembalikan uang itu, Ria mengambil alih rumah, dan perusahaan yang di tinggalkan oleh Manggala secara paksa.Â
Yuri dan Inggrid, menyetujuinya kemudian mereka bergegas untuk segera mengemasi barang-barang yang di butuhkan. Saat itu Yuri memasuki kamar Gusti untuk mengambil foto mereka berdua, lalu dia menemukan selembar kertas yang bertuliskan, "kakak ku tersayang ... kenapa kau begitu mengabaikan ku di saat aku menginginkan kehangatan dari peluk mu.Â
Mengapa kau hanya bersenang di luar sana tanpa menanyai keadaan bagaimana ayah dan ibu. Apakah mahasiswa sesibuk itu? atau karena kendaraan baru mu? kami hanya ingin pelukan darimu. Kau tahu, aku bersusah payah mengejar mu dari ketertinggalan ku agar aku bisa membuktikan pada ayah jika aku pun mampu untuk di banggakan.Â
Aku juga ingin melakukan hal itu karena, agar kakak bisa menoleh ke arah ku. Jaga ibu, mungkin pada saat baca pesan ini aku telah pergi di tempat yang sangat jauh hingga, kau tak dapat menemui ku, melihat ku, menatap ku, berbincang dengan ku, bahkan menyentuh ku.Â
Aku mencintaimu. Kami menunggu cinta darimu." Gusti. Yuri, langsung saja meneteskan air matanya dengan deras mengalir di pipinya. Setelah selesai pergi dari rumah, Ria berpesan bahwa kini keluarga Manggala sudah tidak ada nama lagi di Benua ini.
Yuri tersadar, bahwa semenjak dia mengenal lelaki, kemudian berfoya-foya, dia menjadi wanita yang fokus pada kebahagiaan sendiri yang hanya sebentar, dan tidak memikirkan keluarganya bahkan panggilan 'kutu buku' pun kini tidak terdengar kembali di telinganya.Â
Akhirnya kini dia memutuskan untuk menegarkan diri sendiri, memotivasi diri sendiri dengan banyak membaca buku sampai dia masuk ke perusahaan Royal Palace Group, dan juga belajar dari segala pengalaman hidupnya. Saat dia terpuruk dia sadar bahwa, dia tidak ada dukungan dari siapapun termasuk kawan dan pasanganya. Jangankan menengok kepada Yuri, bertanya tentang kabarnya pun mereka tidak pernah.Â
Yuri, memulai perjalananya menjadi perempuan yang berjuang di titik Nol-nya dengan segala kerja keras untuk membantu sang ibu yang tengah di rawat di RS. Tavisha karena mengidap Hepatitis stadium awal.
Yuri yang sekarang menjadi semakin kuat batin, mental, juga fisiknya dia menunjukan bahwa seorang wanita begitu kuat di bandingkan seorang lelaki. Tekad kuat dengan keputusan yang bulat dia ambil untuk terus berjuang maju kedepan, berlari kencang selayaknya pacuan kuda tak pernah berhenti sampai di titik tujuan. Karena, Yuri tahu kapan dia dapat menghidupkan api semangat dalam dirinya dan kapan saat untuk sedikit meredupkan api itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H