Mohon tunggu...
Alvania Kartika
Alvania Kartika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Another ISTP

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Klaim Kacamata dengan BPJS di Yogyakarta

29 September 2021   15:00 Diperbarui: 29 September 2021   15:02 3872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan situasi pandemi ini, semua orang dipaksa untuk bekerja dari rumah sehingga screen time menjadi lebih lama. Terakhir kali saya periksa mata dan membeli kacamata adalah Agustus 2019. 

Saat itu saya periksa di optik tanpa resep dokter dan mata kiri saya minus 1.75 dengan silinder 0.5 sedangkan mata kanan minus 1.5. Tiga hari belakangan saya merasa sering sakit kepala dengan tekanan di mata. 

Oleh karena itu saya mulai mencari-cari nota kacamata sekarang siapa tau masih garansi atau ada promo dan mencari alternatif BPJS.

Setelah membaca prosedur BPJS, saya langsung tancap gas menuju faskes tingkat 1 yang dekat dengan tempat tinggal saya. Saat itu pukul 11 siang. Disana saya meminta rujukan ke Poli Mata di RS yang sudah ditentukan.

 Saya cukup terkejut ketika dokter di faskes 1 menyebutkan ada beberapa opsi RS yang bisa menangani pasien BPJS untuk poli mata. Dari sekian banyak itu saya memilih di RS DKT Dr. Soetarto.  Saya mendapat surat rujukan dan selesai di faskes 1 pukul 11.20-an.

Saya tiba di RS DKT dan sudah duduk di ruang tunggu antrian pukul 11.45. Saya menuju loket pendaftaran dan menyerahkan surat rujukan dari faskes 1. 

Saat itu saya diminta mengisi formulir RS DKT dan menyerahkan KTP dan Kartu BPJS untuk difotokopi. Saat itu saya memiliki aplikasi BPJS di HP dan petugas loket berkata saya bisa screenshot kartu saya dan mengirimnya ke nomor WA RS. Hal ini sangat menyenangkan saya karena sangat solutif, tidak perlu repot mencari tempat fotokopi.

Pukul 12 siang saya mendapat berkas-berkas saya dan menuju poli mata. Disana ada perawat dan saya menyerahkan berkas-berkas saya. Perawat berkata bahwa pelayanan siang dimulai pukul 13. Baiklah, kemudian saya pergi mencari makan siang di dekat RS DKT dan saya mampir ke Siomay Telkom, hehe.

Pukul 12.30 saya kembali ke ruang tunggu poli mata dan menunggu sambil menonton perhelatan medali emas Greysia Polii dan Apriliani Rahayu. Setelah mereka berhasil mendapat medali emas, saya dipanggil perawat untuk masuk ke ruang periksa. Dokternya ternyata adalah seorang tentara. 

Kemudian saya bertanya, "RS DKT singkatan dari apa sih, dok?". Lalu dokter menjelaskan kalau itu adalah nama jadul karena dulu nama RS ini "Djawatan Kesehatan Tentara". Oh, pantas saja ada loket khusus untuk TNI, pikir saya.  

Kemudian dokter juga menjelaskan karena situasi sekarang, RS TNI dan POLRI mendapat beban tambahan untuk melayan sipil karena dianggap fasilitas dan personilnya lebih siap. Setelah pemeriksaan, ternyata mata saya sekarang yang kanan minus 2 dan yang kiri minus 2.25 tanpa ada silinder! IS THIS POSSIBLE??

Saya kaget sekali karena silindernya seakan menghilang. Namun juga senang karena silindernya hilang. Is that making any sense?  Lalu saya bertanya optik mana yang bekerja sama dengan BPJS, dokter berkata nanti akan diarahkan oleh perawat. Saya juga mendapat resep obat tetes mata. 

Saya ke bagian farmasi dan mendapatkan obat tetes Cenfresh. Kemudian saya melegalisir resep dokter ke loket BPJS dan melihat 2 optik yang bekerjasama dengan BPJS, optik akur dan optik merlin.

Pukul 14.00 siang saya menuju Optik Akur. Sampai disana saya langsung menanyakan apakah bisa pakai resep BPJS dan betul bisa. Nah, ternyata ketentuan yang berlaku sejak 2018 mengatakan bahwa peserta BPJS tidak bisa hanya mengganti lensa atau frame saja dan harus sepaket. 

Baiklah, sekalian ganti kacamata, pikir saya. Lalu besaran yang disubsidi BPJS masih sama seperti yang saya baca di website-website. Kelas 3 mendapat subsidi 150ribu, kelas 2 200ribu dan kelas 1 300ribu. 

Saya memilih lensa anti radiasi cahaya biru dan menambah sejumlah uang yang kurang dari subsidi BPJS karena menurut saya subsidinya sudah sangat lumayan. 

Setidaknya harga yang saya bayarkan itu sama dengan harga kacamata yang saya punya sekarang, namun kualitasnya lebih baik yang anti radiasi, jadi menurut saya worth it. 

Saya membayar lunas dan pemilik toko berkata bahwa kacamata saya akan siap dalam 2 hari, dan beliau akan mengirim pesan WA jika sudah bisa diambil.

Saya tiba di rumah pukul 15.00. Jadi kesimpulannya, proses klaim kacamata BPJS ini sangat menyenangkan. Prosesnya cukup cepat menurut saya dan tidak berbelit-belit. Salut dengan alurnya. 

Namun klaim kacamata BPJS hanya bisa dilakukan paling cepat dalam 2 tahun. Kalau saya menarik dari pengalaman saya, waktu 2 tahun itu pas dengan kondisi saya. Karena kacamata terakhir saya beli tahun 2019 dan sekarang saya periksa lagi 2021, persis 2 tahun setelahnya. 

Saya sangat merekomendasikan anda untuk mencoba klaim kacamata BPJS ini, karena sangat worth it. Sudah difasilitasi BPJS, maka kenapa tidak dicoba?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun