Pemimpin Ideal
Legenda, yang faktanya jadi mitos, pemimpin ideal di negeri ini ialah Ratu Adil, yaitu tokoh yang diharapkan (diidealkan) menjadi pembebas dari kesengsaraan. Setiap daerah di negeri kita punya Ratu Adil.
Sebagai rakyat, tentu memori kita merekam dan membandingkan pemimpin kita dari level RT hingga presiden. Mungkin, muncul sesosok pemimpin ideal dari hasil perbandingan di antara yang pernah memimpin kita itu. Namun karena perspektif individual, tentu tidak representatif bagi seluruh individu di lingkungan RT hingga nasional. Jadi, siapakah pemimpin ideal secara konsensus?
Mari kita selisik definsi pemimpin. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), 'pemimpin' ialah orang yang memimpin atau petunjuk; buku petunjuk (pedoman). Jika orang, berarti ia melakukan pekerjaan 'memimpin', yakni: (1) mengetuai atau mengepalai (rapat, perkumpulan, dsb); (2) memenangkan paling banyak; (3) memegang tangan seseorang sambil berjalan (untuk menuntun, menunjukkan jalan, dsb); membimbing; (4) memandu; serta (5) melatih (mendidik, mengajari, dsb) supaya dapat mengerjakan sendiri.
Secara implisit, terkandung kata kerja 'tuntun', 'bimbing', dan 'dorong' serta mungkin menjadi premis Ki Hajar Dewantara untuk memunculkan teori 'posisi' pemimpin, yakni: (1) di depan, memberi teladan, ing ngarso sung tulada; (2) di tengah, membangun semangat, ing ngarso mangun karso; dan (3) di belakang, memberikan pengaruh, tut wuri handayani (Mar'at, Pemimpin dan Kepemimpinan, 1984). Selanjutnya, kinerja pemimpin adalah pedoman yang dianut rakyat, maka 'pemimpin ideal' adalah panutan rakyat.
Dengan demikian 'pemimpin' ialah orang berani karena berani memikul tanggung jawab orang lain dan orang banyak. Kita sepakat bahwa tidak semua dari kita itu pemberani. Yang fatal adalah apabila kita salah memilih pemimpin, ternyata pengecut!
Bandung, 27 Agustus 2016.
Puisi | Pemimpin Buntung
oleh Aluzar Azhar
Kalau masih ingin memimpinku
Potonglah tangan kananmu