Mohon tunggu...
Aluzar Azhar
Aluzar Azhar Mohon Tunggu... Freelancer - Penyuluh Agama Honorer

Berbuat baik kok malu, jadi weh ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biduk

26 Desember 2017   02:05 Diperbarui: 26 Desember 2017   02:36 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah kubilang:

Kita bikin  biduk dari kota kita

Pelampung dari botol air kemasan

Alas dari bungkus kopi instan

Tiang dari bekas sapu yang patah

Atawa  pake  dulu tiang bendera

Layar dari plastik toko swalayan

Yang setiap bulan kita kumpulkan

Biduk kita laju, tapi

Mengapa melompat ke muara

Katamu menyelamatkan diri

Padahal tak ada yang rembes kan,

Navigatorku?

Sudah kubilang:

Kita rancang biduk untuk sungai,

Tepatnya selokan, bukan samudra

Karena kita ingin temani riak

Sampaikan desir embara

Kepada Huckleberry Finn kita

Muatkah kapal pesiar

Di alir kita, Mualimku?

Ujungberung, 20171226, 01.44

n.b. 'Puisi' ini dikirim dulu ke Status FB saya pada 20171226, 01.48.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun