Aku 'Umar
Kehadiranku dibenci
Ketiadaanku dirindukan
Akulah yang memikul karung gandum dari Baitul Maal
Karena rakyatku menanak batu
Akulah yang paling bertanggung jawab
Bukan tetangganya, bukan Ketua RT-nya, ...
Bukan saudara sedarahnya
Akulah yang meniup cempor
Jika anakku curhat di malam hari
Karena minyak milik umat, tuanku
Bajuku dua
Yang satu kotor, kucuci sendiri
Yang kedua kupakai
Memang, aku masih kalah oleh Tsa'labah
Yang gantian pakai dengan istrinya
Akulah yang mengirim tulang ke bawahanku
Kugores lurus dengan pedangku
Gubernurku adil, minoritas sukarela
Yang bilang: "Kekasih Allah wafat"
Kan berkenalan dengan pedangku!
Tapi seniorku, orang jujur, bilang:
"Sembahlah Sang Abadi (al-Baaqii)!"
Kuluaskan silaturahmiku ke Afrika, ke Eropa
Meski panglimaku kupecat biar ada regenerasi
Kita fastabiqul khairaat
Dia berperang bukan karena 'Umar
Kita berperang karena ar-Rahmaan ar-Rahiim
Apakah aku atau adakah setelahku menjadi Penjajah?
Kucium si Batu Hitam
Meski kutahu setahu-tahunya
Meski kusadar sesadar-sadarnya
Dia tak beri manfaat sedebu pun
Tetapi kekasihku beri teladan
Aku sami'naa wa atha'naa
Konon, ada yang riwayatkan
Perilakuku paling lembut, tapi pukulanku paling keras
Aku berjalan, berpapasan, setan pun minggir
Konon, aku digelari "al-Faruq"
Duh, Gusti
Aku kubur hidup-hidup buah hati mar'ah-ku
Aku tampar adik kandung perempuanku
Aku sanggup hadapi puluhan bahkan ratusan laki-laki
Tapi Kau, Pemilik Nama-nama Baik, kirimkan Thaahaa
Berkat request kekasih-Mu, kekasihku jua
Aku tertunduk, malu, hina
Hm,
Aku ditusuk belati dari belakang
Ketika aku memimpin shalat Subuh
Aku tersungkur ... dan aku bersyukur
Begitu merindu sua kekasih sejak belia
Menjadi pesaing terberat ketika muda
Begitu cemburu kepadanya
Karena hanya dia, kekasih-Mu
Aku 'Umar
Kehadiranku dibenci
Ketiadaanku dirindukan
Ujungberung, 20170920, 11.38
c.q. Draf epik seorang Sahabat r.a., harus di-review (diadakan riset ulang) ... dan kutitipkan semua yang kutinggalkan; kaujagalah semua yang mesti kaujaga ("Ikrar" Iwan Fals).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H