Mohon tunggu...
Aluzar Azhar
Aluzar Azhar Mohon Tunggu... Freelancer - Penyuluh Agama Honorer

Berbuat baik kok malu, jadi weh ...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ahok, Haok, dan Hoax

20 Desember 2016   02:30 Diperbarui: 10 Januari 2017   21:18 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebenarnya, saya telah menulis di rubrik politik dengan judul “Memilih Pemimpin” dimuat pada 9/9/16, namun saya hapus karena ada foto keluarga saya. Di alinea terakhir tulisan itu, berbunyi: “Pemimpin ialah orang berani karena berani memikul tanggung jawab orang lain dan orang banyak. Kita sepakat bahwa tidak semua dari kita itu pemberani. Yang fatal adalah apabila kita salah memilih pemimpin, ternyata pengecut!”

Nah, kata kunci dari menjadi pemimpin adalah ‘berani’, yakni berani di awal, di tengah, dan di akhir kepemimpinannya; bahkan dalam doktrin Islam disebutkan bahwa yang pertama dihisab kelak di akhirat ialah pemimpin. Berarti, wow, pemimpin itu memang orang berani yang telah memperhitungkan risiko semasih di bumi dan di akhirat nanti.

Kita harus bedakan ‘berani’ dengan ‘nekat’. Berani itu penuh perhitungan, sedangkan nekat tanpa perhitungan. Jika berani menjadi pemimpin—atau mengambil keputusan—karena sendiri, biasanya kita telah tahu risiko dan siap menanggung sendiri dan be silence. Tetapi atas nama nekat dan apalagi tersugesti oleh ‘diojok-ojok’ sekitar, wah, alamat pengecut dan ajak-ajak sekitar untuk menanggung akibat.

Bagi kita (penguasa dan rakyat), minimalisasilah dari kritikan atau gunjingan biar ‘ti-is ceuli’ (Sunda: dingin telinga alias suci dari omongan) dengan aktualisasi semangat reformasi tadi; juga cek dan ricek isu agar kita terhindar dari gibah dan fitnah. Saya yakin telah kita ketahui bersama bahwa fitnah itu lebih ‘kejam’ daripada membunuh (QS 2: 217).

Bandung, 20 Desember 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun