Kembangan merupakan penampilan tari dari pemain kesenian dengan membawakan tarian jaranan kepang, Kembangan ini sebagai penampilan pembukaan acara kesenian jaranan dor.Â
Penampilan jaran kepang terdiri dari enam pemain yang menyesuaikan Gerakan tarian dengan lantunan musik. Penampilan ini dipimpin oleh jaran kepang bewarna putih (Turonggo Seto), kemudian diikuti oleh jaran kepang merah (juring perantas) dan jaran kepang hitam.Â
Warna dari jaran kepang ini memiliki makna masing-masing. Jaran kepang putih yang memiliki arti suci (kebaikan), jaran kepang merah yang memiliki arti berani dan jaran kepang hitam memiliki arti sopo nyono.Â
Pada kegiatan akhir kembangan para penari jaran kepang tersebut akan berlari memutar dengan memutar-mutarkan badan mereka dan kegiatan ini diakhiri sebuah pecutan cambuk dari pawang kesenian yang mengakibatkan para penari jaran kepang hilang kesadaran atau disebut dengan kalapan.
Kalapan
Kalapan merupakan penampilan utama dalam kesenian jaranan dor. Pada penampilan kalapan pemain jaran kepang kehilangan kesadaran dan Gerakan tarian menjadi liar.Â
Perbedaan kesenian jaranan dor dengan kesenian jaranan di berbagai daerah lainya yaitu pemain penampilan kalapan menggunakan alat caplokan dan kepala banteng.Â
Caplokan merupakan alat ukiran dari kayu yang membentuk wajah buto yang bewarna merah yang gagah dan menyeramkan. Caplokan ini mempunyai berat sekitar 5-10 kg yang dimana akan diayuhkan oleh para pemain kesenian yang kalap dengan gerakan yang menyesuaikan instrumen musik.Â
Uniknya dari penampilan ini pemain yang menggunakan caplokan dan kepala banteng akan kalap (tidak sadarkan diri) atau dipercaya dikendalikan oleh arwah leluhur.Â
Para pemaian penampilan kalapan sensitif dengan suara suitan dari penonton karena dianggap mengganggu dan menghina leluhur yang sedang mengendalikan para pemain penampilan kalapan. Diyakini arwah leluhur yang mengendalikan pemain jaranan ini yaitu Kyai Mulid dan Nyai Mulud, Kyai Jaludro dan Nyai Jaludro, Mbah Srisinden.
 Proses Penyadaran