Secara cakupan dan tujuan memang memiliki perbedaan, namun demikian soal-soal yang dikembangkan oleh PISA lebih mengarahkan para pelajar menyiapkan bekal untuk kehidupan yang lebih nyata di masyarakat.
Pada soal PISA tidak didominasi soal yang bersifat hitungan, namun soal yang diberikan banyak mengembangkan berbagai kompetensi dan keterampilan, di antaranya keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif, interpretasi data, analisis, dan penerapan dalam kondisi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Soal-soal yang demikian memerlukan proses pembelajaran yang tidak sekedar transfer pengetahuan atau latihan soal, namun memerlukan suatu pemahaman mendalam mengenai konsep-konsepnya sehingga lebih mengarahkan pada pembelajaran yang bermakna.
Dampak untuk Kualitas Pendidikan
Bicara mengenai dampak pembelajaran sains yang diidentikan dengan rumus matematis terhadap kualitas pendidikan secara menyeluruh, dapat dilihat salah satunya dari hasil penilaian literasi sains yang diadakan oleh PISA.
Indonesia sendiri sudah berpartisipasi dalam penilaian PISA ini sejak tahun 2000. Selama keikutsertaanya dalam program tersebut, peringkat literasi sains Indonesia masih rendah.
Pada tahun 2000, Indonesia berada pada urutan ke 38 dari 41 negara, tahun 2003 urutan ke 38 dari 40 negara, tahun 2006 urutan ke 53 dari 57 negara, tahun 2009 urutan ke 38 dari 40 negara, tahun 2012 berada pada urutan ke 64 dari 65 negara dan tahun 2015 berada pada urutan 64 dari 72 negara yang berpartisipasi.
Lalu apa kaitan hasil PISA dengan kualitas pendidikan di Indonesia? menurut beberapa ahli bidang pendidikan sains menyebutkan bahwa hasil PISA ini bisa menjadi salah satu tolak ukur kualitas pendidikan di suatu negara, karena dalam tes yang dilakukan PISA ini mengukur berbagai kemampuan, di antaranya kemampuan membaca, kemampuan matematika dan kemampuan sains (literasi sains).
Kembali ke Hakikat Sains
Untuk menghilangkan pandangan bahwa sains identik dengan rumus matematik, maka perlu kiranya mengembalikan sains pada hakikatnya. Berdasarkan beberapa terminologi, hakikat sains adalah sebagai berikut:
- Sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam yang dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis.
- Sains bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
- Sains meerupakan proses mengamati fenomena dan menghubungkannya dengan teori yang sudah ada sehingga menghasilkan suatu pengetahuan yang bermakna dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan.
Berdasarkan pada poin-poin tersebut, maka secara umum hakikat dari sains itu harus mengandung aspek pengetahuan, proses, keterampilan, produk dan tentunya sikap.