Pembelajaran di ruang kelas merupakan momentum terbaik untuk mengembangkan dan mengasah segala bentuk potensi yang ada pada diri siswa. Hal tersebut dikarenakan aktivitas pembelajaran di ruang kelas memiliki porsi waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas lain ketika siswa berada di Sekolah.
Ketika di ruang kelas, siswa memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai hal, baik yang berkaitan dengan pembelajaran secara langsung maupun yang tidak berkaitan secara langsung. Idealnya ruang kelas merupakan sarana bagi siswa untuk membuka jendela dunia, bukan tempat yang mengisolasinya dari dunia luar.
Ketika berada di ruang kelas, idelanya siswa diarahkan untuk mengembangkan berbagai keterampilan berpikir lewat proses pembelajaran yang berorientasi pengembangan cara berpikir, bukan hanya sekedar menerima pengetahuan atau informasi dari guru saja.
Jika proses pembelajaran di ruang kelas hanya bersifat transfer pengetahuan dari guru kepada siswa tanpa dibarengi dengan pengembangan dan pengasahan cara berpikir, maka secara tidak langsung proses pembelajaran di ruang kelas tersebut sudah mengisolasi pikiran siswa dan mematikan potensi siswa untuk berkembang lebih maju.
Bentuk Isolasi Pemikiran di Ruang Kelas
Dalam buku "Pendidikan Kaum Tertindas" karya Paolo Freire terdapat bagian yang menjelaskan dasar dari terjadinya isolasi pemikiran siswa di ruang kelas. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa terdapat praktek-praktek pendidikan yang mengarah pada penindasan siswa.
Bentuk penindasan siswa tersebut antara lain dengan cara memposisikan siswa sebagai bejana kosong dan wadah penampungan, dalam narasi lain dijelaskan istilah pendidikan "gaya bank" yang memposisikan siswa sebagai celengan dan guru sebagai penabung. Dalam kedua posisi tersebut, siswa hanya menampung dan guru bertindak sebagai pengisi penampungan.
Posisi demikian akan membatasi dan mengisolasi ruang gerak siswa, karena yang dilakukan siswa hanya terbatas pada aktivitas menyimak, menerima, mencatat, dan menyimpan. Praktek pendidikan "gaya bank" tersebut menyebabkan pembelajaran yang dilakukan di kelas hanya memfokuskan transfer pengetahuan dari guru yang sudah mengetahui kepada siswa yang belum mengetahui.
Apakah pratek pendidikan yang mengisolasi pemikiran siswa masih terjadi di ruang kelas?
Disadari atau tidak, saat ini proses pembelajaran yang dilakukan masih banyak yang mengarah pada isolasi pemikiran siswa di ruang kelas. Pembelajaran masih bersifat transfer pengetahuan tanpa melibatkan dan mengajak siswa untuk mengembangkan cara berpikir.
Sebagai contoh sederhana, dengan narasi untuk persiapan menghadapi berbagai ujian yang akan dilakukan, siswa terus disajikan pembelajaran yang lebih mengajarkan langkah-langkah penyelesaian soal tanpa dibekali dengan penguatan pemahaman mengenai esensi konsep yang sedang dipelajari.