Jika merujuk pada sistem pendidikan yang dilaksanakan di Jepang dan Finlandia, secara umum pendidikan tanpa angka sangat bisa diterapkan dalam pendidikan dasar.
Dalam kurikulum di Indonesia pun sebenarnya penekanan pendidikan dasar lebih pada pembentukan karakter, namun dalam pelaksanaan di Lapangan masih saja memberikan beban besar pada akademik.
Tidak jarang banyak orang tua yang mengeluhkan berat dan sulitnya pelajaran SD yang anak-anaknya pelajari. Selain itu, pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) pun dinilai oleh beberapa pihak membebani anak-anak Sekolah Dasar.
Ini lah potret pendidikan kita saat ini, sudah saatnya orientasi pendidikan kita tidak hanya tentang nilai dalam bentuk angka. Aspek lain yang tidak tertulis dalam bentuk angka pun menjadi penting untuk diberikan dan dibekalkan kepada anak-anak kita.
Jika nilai yang berupa angka bisa terlihat hasilnya dalam waktu singkat, namun aspek lain yang bukan berupa angka, hasilnya baru akan dilihat dan dirasakan dalam jangka waktu yang panjang.
Walaupun aspek lain yang tidak berupa angka hasilnya baru terlihat dan terasa dalam jangka waktu yang tidak singkat, namun semua pihak harus yakin bahwa semuanya akan menjadikan siswa lebih siap menghadap berbagai ujian kehidupan di masa depan.
Salam Pendidikan
Bandung, 2/9/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H