Pendidikan tanpa Angka ala Jepang
Salah satu kekhasan sistem pendidikan di Jepang yang sangat menonjol adalah penerapan kurikulum yang tidak mewajibkan siswanya untuk mengikuti ujian sampai usia 10 tahun (setara kelas 4 SD jika di Indonesia). Kurikulum ini diterapkan kepada siswa yang sedang menempuh pendidikan dasar (Sekolah Dasar).
Dalam kurikulumnya, tiga tahun pertama pada pendidikan dasar di Jepang lebih mengutamakan pembentukan sikap dibanding nilai akademis yang bagus. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, para siswa diajarkan berbagai hal yang berkaitan dengan karakter yang baik.
Para siswa diajarkan cara memperlakukan hewan dan alam, siswa diajarkan cara menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Para siswa pun diberikan pembekalan mengenai sikap-sikap yang berkaitan dengan kinerja, seperti keberanian, kerja keras, pantang menyerah , tanggung jawab dan sikap-sikap baik lainnya.
Kurikulum tersebut menjadi bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan karakter di negara Jepang, hasil dari semuanya dapat kita saksikan secara langsung bahwa warga negara jepang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi, etos kerja yang bagus, kesadaran lingkungan yang tinggi dan karakter lain.
Pendidikan tanpa Angka ala Finlandia
Sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di Dunia, Finlandia pun menerapkan pendidikan tanpa angka. Pendidikan tanpa angka di Finlandia diterapkan pada pendidikan dasar.
Professor Finlandia Perhatikan Kualitas Pengajaran Bukan Lamanya Belajar
Menurut Profesor Erno Lethinen seorang guru besar dari Universitas Turku Finlandia menyatakan bahwa pada pendidikan dasar di Finlandia, kurikulumnya mencoba melakukan pengembangan kepribadian siswa, tidak terlalu berorientasi pada skill dan belajar konten kurikulum yang spesifik.
Lebih lanjut Profesor Erno menjelaskan pada pendidikan dasar lebih mengembangkan kepribadian sepenuhnya, belajar mengetahui dunia, belajar mengenal perbedaan mata pelajaran, dan belajar mengenal kehidupan sosial.Â
Penilaian pada pendidikan dasar di Finlandia pun tidak menggunakan Ujian Nasional sebagai muara akhir dari pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar. Penilaian dilakukan oleh guru berdasarkan respective subjects masing-masing siswa sesuai dengan kurikulum, kemudian diakhir pendidikan dasar guru memberikan nilai pada ijazah untuk kelulusan siswa di pendidikan dasar.