Mohon tunggu...
Althof Abiyyah
Althof Abiyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hello Everyone

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengupas Sisi Positif dan Negatif Media Sosial Melalui Film "The Social Dilemma" dengan Pandangan Pribadi

15 Juli 2021   06:54 Diperbarui: 15 Juli 2021   07:36 3150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hallo semuanya, perkenalkan saya Althof Abiyyah mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 4 Universitas Ahmad Dahlan. Pada artikel-artikel sebelumnya topik yang saya bahas adalah seputar ilmu komunikasi, ilmu komunikasi sendiri merupakan suatu ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Karena pada dasarnya kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain, cara untuk meminta atau diminta bantuan tersebut adalah dengan melakukan suatu komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Makadari itu ilmu komunikasi sangatlah penting bagi perkembangan hidup manusia. Topik ilmu komunikasi kali ini yang saya akan bahas adalah mengenai sisi positif dan negatif dari teknologi informasi dan komunikasi tentunya dengan sudut pandang dan pengalaman saya sendiri.

Sisi Positif dan Negatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Menurut Sudut Pandang dan Pengalaman Pribadi

Di masa sekarang ini perkembangan teknologi sudah berkembang cukup pesat. Aktivitas dan rutinitas semakin mudah dilakukan karena bantuan teknologi. Apa-apa saat ini bisa dilakukan secara digital misalnya saja bertukar kabar. Jika dahulu untuk bertukar kabar dilakukan dengan berkirim surat dan harus menunggu berhari-hari agar surat tersebut sampai, maka saat ini berkabar dan berkomunikasi jarak jauh bisa dilakukan menggunakan ponsel dengan mudah, cepat dan bahkan dengan biaya yang terjangkau. Perkembangan teknologi memang memberi kemudahan akses komunikasi dan informasi. Saat ini, orang bisa mengetahui keadaan di belahan bumi lain tanpa harus ke tempat tersebut. Selain itu, teknologi juga hadir sebagai pengembang perekonomian masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya bisnis yang dilakukan secara online atau digital.

Salah satu penemuan teknologi yang pasti dimiliki setiap kalangan masyarakat baik tua maupun muda adalah Handphone. Handphone adalah suatu perangkat telekomunikasi elektronik dua arah yang dapat dibawa kemana-mana (portable) dan tidak perlu menggunakan kabel (nirkabel/wireless). Apalagi di masa sekarang ini sudah terciptanya Smartphone atau telepon pintar. Seperti namanya smartphone sendiri sudah tercipta dengan teknologi-tekonologi yang mengikuti perkembangan zaman salah satunya internet. 

Membahas smartphone pasti tidak jauh dengan media media sosial, media sosial sendiri adalah media online (daring) yang dimanfaatkan sebagai sarana pergaulan sosial secara online di internet. Di media sosial, para penggunanya dapat saling berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, networking, dan berbagai kegiatan lainnya. Media sosial mengunakan teknologi berbasis website atau aplikasi yang dapat mengubah suatu komunikasi ke dalam bentuk dialog interaktif. Beberapa contoh media sosial yang banyak digunakan adalah YouTube, Facebook, WhatsApp, LINE, Instagram, dan yang sedang digandrungi oleh masyarakat adalah aplikasi TikTok. 

Seseorang pasti memiliki berbagai motivasi dalam menggunakan media sosial. Sekedar untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk mencari tahu perkembangan sesuatu, untuk berbagi informasi maupun untuk mengikutisalah satu yang menjadi trend saat ini yaitu menggunakan media sosial sebagai bentuk eksistensi diri. Sebagian besar masyarakat telah menjadikan media sosial sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya internet telah merubah cara orang dalam berkomunikasi dari yang awalnya one to many menjadi many to many dimasa sekarang ini.

Dunia terutama di Indonesia sedang dihadapkan oleh suatu virus yang cukup berbahaya yaitu Covid-19. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya. Pandemi virus corona memberikan banyak pelajaran bagi seluruh warga dunia. Saat ini, tiap orang melakukan usaha terbaik demi menghindari risiko terinfeksi COVID-19. Perubahan tersebut meliputi terbatasnya aktivitas di luar rumah, seperti karyawan yang menjalani work from home, anak- anak yang belajar online, hingga berubahnya berbagai kebiasaan dalam kehidupan sehari- hari. 

Dampak positif yang saya rasakan dengan adanya pandemi terhadap penggunaan media online sangat banyak, karena saya adalah seorang mahasiswa pastinya penggunaan media sinkron seperti Zoom, Google Meet untuk perkuliahan sangat membantu tanpa harus bertatap muka. Selain itu penggunaan media asinkron juga dibutuhkan apabila untuk mengumpulkan tugas, dsb. Di sisi lain sosial media bisa dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan seperti pengumpulan tugas video dan foto melalui Instagram, Twitter, TikTok, YouTube, dsb. Sehingga tidak hanya digunakan untuk ajang pamer dan gaya namun bisa berguna untuk bidang pendidikan. 

Dampak positif lainnya adalah di masa yang serba online ini pemanfaatan media sosial sebagai sumber promosi sangat memberikan banyak dampak yang tentunya baik, seperti hanya dengan membuat sebuah iklan dalam bentuk foto atau video di media sosial yang menarik pasti pembeli berdatangan tanpa harus melakukan promosi menggunakan tenaga manusia seperti berkeliling, dsb. Ditambah dengan adanya e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dll semakin memudahkan transaksi antara pembeli dan penjual tanpa harus melakukan tatap muka. 

Pemanfaatan dalam bidang informasi juga tak kalah banyak seperti mengedukasi tentang virus covid-19, memberikan pemahaman-pemahaman mengenai apa yang harus dilakukan selama dirumah saja dan apa yang tidak boleh dilakukan. Dari sini bisa disimpulkan bahwa perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki banyak dampak positif apabila dapat dimanfaatkan dengan baik.

Namun setiap ada dampak positif ada dampak negatif pula seperti, menurut pengalaman saya terlalu sering menggunakan handphone akan menyebabkan gangguan kesehatan dengan menatap layar handphone terlalu lama terlebih dalam jangka waktu panjang, dapat mengganggu kesehatan terutama pada bagian mata. Selain itu juga berpotensi mengalami mata kering, mual dan pusing. Hal lain yang juga mungkin terjadi adalah memicu rasa sakit atau pegal pada leher karena terlalu lama menunduk. Dan itu semua terbukti sekarang saya adalah pengguna kacamata karena terlalu sering bermain handphone sambil tiduran yang menyebabkan mata menjadi rabun jauh.

Dampak lainnya adalah di jagat internet, ada jutaan informasi dengan berbagai bentuk konten yang dapat diakses dengan mudahnya. Media sosial yang menjadi platform berbagi konten dari para pengguna sangat berpotensi memunculkan konten-konten negatif dengan unsur SARA. Konten tersebut tidak baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat terutama anak-anak serta remaja. 

Dan dampak yang sudah tidak asing lagi adalah banyaknya berita-berita palsu atau hoax yang beredar di masyarakat. Sebagai generasi muda pastinya kita sudah tahu mana berita yang sekiranya benar dan mana yang sekiranya palsu, namun bagi orang tua yang notabene tidak bisa memilah mungkin akan lebih mudah terpengaruh yang berakibat berita tersebut semakin di sebar di grup-grup yang mereka memiliki. Sehingga semakin banyak orang yang terpengaruh akan hal tersebut. 

Di zaman sekarang pula kejahatan juga dapat melalui sosial media yang saya ketahui semakin banyaknya kasus penipuan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab seperti barang-barang online shop, mengatasnamakan orang lain untuk melakukan pinjaman online, dan yang pastinya kasus-kasus penculikan yang berawal dari perkenalan melalui media sosial kebanyakan korbannya adalah anak-anak di bawah umur. Dampak negatif lainnya yang saya rasakan adalah membuat semakin malas untuk melakukan aktifitas yang bermanfaat karena banyaknya hiburan dan berita-berita terkini ditambah lagi sudah banyak game online di handphone membuat semakin mantap untuk berleha-leha di kasur hehe.

Sisi Lain Sosial Media Dilihat dari film "The Social Drama"

Berbicara tentang dampak positif dan negatif teknologi, informasi, dan komunikasi, ada sebuah film yang membahas tentang sisi gelap media sosial yaitu "The Social Dilemma".

Film The Social Dilemma adalah sebuah film dokumenter yang bercerita tentang pentingnya sosial media dan membeberkan sisi gelap teknologi internet, ditenagai oleh algoritme hingga akhirnya membawa pada sebuah ke-dilema-an. Film ini mengupas beberapa hal yang mengerikan sebagai dampak dari penggunaan sosial media, mulai dari pengawasan secara diam-diam terhadap aktivitas penggunanya serta perekaman dengan hati-hati hingga memanipulasi tampilan feed supaya individu tak bisa lepas dari media sosial.

Film yang diarahkan sutradara Jaff Orlowski ini akan mengupas tentang betapa pentingnya media sosial sekaligus sisi jahatnya, yang akhirnya membawa pengguna pada sebuah dilema.

 Film ini akan mengupas sekaligus gambarkan hal-hal mengerikan sebagai dampak menggunakan sosial media, mulai dari pengawasan diam-diam terhadap penggunanya, hingga memanipulasi tampilan feed supaya individu tak bisa lepas dari media sosial.

Selain itu film The Social Dilemma juga bakal membedah fakta bahwa media sosial memberikan kontribusi besar mengenai kontrol terhadap isu-isu yang ada di tengah masyarakat.

Bagi sebagian orang, media sosial telah menjadi sesuatu hal yang sangat penting dalam pergaulan di era diigital. Namun lewat film ini, sutradara seolah menyadarkan kepada para pengguna media sosial mengenai berbagai dampak negatifnya.

Tak hanya lewat penggambaran yang mudah dimengerti, sutradara juga mengarahkan penonton untuk mendengar penuturan langsung oleh orang-orang di balik media sosial dalam film pendek ini.

Film The Social Dilemma menghadirkan Tristan Harris, pimpinan dari Center for Humane Technology yang juga mantan desainer Google, serta Justin Rosenstein, penemu tombol like di Facebook.

Ada pula wawancara bersama Tim Kendal, mantan pimpinan di Pinterest, dan Cathy O'Niel, mantan Direktur Monetisasi Facebook.

Sementara Anna Lembke, pakar kecanduan di Stanford University, juga menjelaskan bahwa perusahaan media sosial memanfaatkan kebutuhan evolusioner otak untuk hubungan antarpribadi.

Roger McNamee, investor awal di Facebook juga memberikan keterangan, Rusia tidak meretas Facebook, mereka hanya menggunakan platform tersebut.

Sebagai pelengkap wawancara, pembuat film mengilustrasikan beberapa adegan yang diperankan oleh manusia.

Lewat film dokumenter ini, Jeff Orlowski sebagai sutradara ingin membantu menyadarkan manusia bagaimana media sosial menciptakan utopia dan distopia secara bersamaan.

Semua kegiatan yang kita lakukan di internet akan diawasi, direkam, dan diukur. Setiap tindakan yang kita lakukan direkam dan dipantau dengan hati-hati. Misalnya gambar yang kita lihat dan berapa lama kita melihatnya, konten seperti apa yang sering kita sukai, komentari, juga bagikan. Mereka tahu lebih banyak tentang kita, ketimbang yang pernah dibayangkan dalam sejarah manusia.

Data-data itu akan digunakan untuk memprediksi konten seperti apa yang akan direkomendasikan ke kita, sehingga kita semakin betah menatap layar ponsel untuk menambah pundi-pundi uang mereka. Semua data yang diberikan akan digunakan untuk membuat model diri kita yang bisa memprediksi tindakan kita. Dan siapapun yang memiliki model terbaik, maka dia akan memenangkan persaingan.

Di balik layar yang setiap hari kita gulir, mereka memiliki semacam boneka voodoo yang menyerupai diri kita. Semua yang pernah kita lakukan, semua klik yang kita buat, semua video yang kita tonton, semua tombol like, semuanya akan diolah menjadi boneka voodoo yang terus berkembang hingga terus mendekati diri kita.

Mereka akan tahu ketika durasi kita dalam menggunakan media sosial lebih pendek dari biasanya. Dan itu kabar buruk bagi mereka, karena akan membuat iklan yang kita lihat menjadi semakin sedikit.

Maka mereka akan merekomendasikan hal-hal menarik sesuai dengan model diri kita yang mereka punya. Aktivitas teman atau keluarga kita, apa yang sedang dilakukan oleh orang yang kita suka, atau jenis video-video yang sering kita tonton. Dan, ponsel kita akan bergetar, layarnya akan menyala, menampilkan notifikasi tentang sesuatu yang mereka rekomendasikan.

Dan secara refleks, jari kita akan menekan notifikasi itu. Kita kembali membuka aplikasi mereka, dan orang-orang di balik layar itu akan girang karena berhasil membuat kita kembali aktif menggunakan layanan mereka.

Celakanya, ketika mereka tahu umpan yang mereka berikan berhasil menarik kita, mereka akan terus memberikan umpan-umpan berikutnya sehingga tanpa sadar kita akan terpaku, hanya jari kita yang terus bergerak menggulir beranda sosial media kita.

Ada tiga tujuan utama di banyak perusahaan teknologi semacam ini. Ada tujuan untuk meningkatkan penggunaan agar terus menggulirkan layar. Ada tujuan pertumbuhan supaya kita kembali dan mengundang semakin banyak teman. Lalu ada tujuan iklan untuk memastikan bahwa seiring semua itu terjadi, mereka akan menghasilkan uang sebanyak mungkin dari iklan.

"Masing-masing tujuan ini ditenagai oleh algoritma yang bertugas mencari tahu apa yang harus ditunjukkan agar jumlahnya terus naik," kata Tristan Harris, mantan Desain Artistik Google yang sekarang menjadi Presiden Center for Humane Technology.

Mereka akan berusaha membuat kita merasa tidak nyaman, kesepian, takut, tak pasti, ketika kita tidak memegang gawai. Dan perangkat keras yang kita miliki, yakni otak, yang berusia jutaan tahun, dihadapkan dengan sebuah layar yang di baliknya ada ribuan teknisi dan super komputer yang punya tujuan berbeda dari tujuan kita.

"Jadi, siapa yang akan menang dalam hal itu? Siapa yang akan menang?" lanjutnya.

Film dokumenter The Social Dilemma menjadi sebuah pengingat bagi kita tentang betapa penggunaan media sosial itu berpengaruh pada kemanusiaan. Secara garis besar, dokumenter ini bercerita tentang dampak negatif media sosial dan dunia maya. Segala hal negatif dari media sosial yang terlihat natural bukan sebuah "kecelakaan", tetapi memang telah didesain. Para desainer dari berbagai platform media sosial memantau penggunaan dan memengaruhi psikologi penguna. Beberapa dampak negatif yang telah kita saksikan di antaranya interaksi nyata antar individu yang semakin menurun, berita bohong, polarisasi antar golongan manusia, sampai kepentingan negara.

Di era digital ini, mayoritas orang memiliki akses internet, termasuk untuk sosial media. Hal ini semakin membuat The Social Dilemma relevan untuk tontonan kita saat ini karena secara keseluruhan, film rilisan September 2020 ini sangat menarik karena berhasil menyampaikan kepada para penontonnya mengenai teknologi digital yang populer kita gunakan di era modern. Ternyata setiap tindakan yang kita lakukan di media sosial, dipantaunya hingga dapat memprediksinya. 

Di samping itu, The Social Dilemma menjadi sebuah pengingat bagi kita tentang penggunaan media sosial sangat berpengaruh pada kemanusiaan. Namun tidak bisa dipungkiri juga bahwa sosial media telah memberikan banyak kemudahan untuk kita saat ini. Salah satunya adalah bisa membuat kita terhubung dan seolah menjadi sangat dekat dengan saudara, sahabat, atau kawan lama, yang ada di belahan dunia lain. Kita juga tidak bisa menampik fakta bahwa media sosial telah menciptakan sebuah keindahan yang menakjubkan dari relasi yang dimungkinkan oleh internet.

Dari pembahasan diatas, tentang Teknologi, Informasi dan Komunikasi terutama terkait hadirnya media sosial yang di kaitkan dengan  film dokumenter "The Social Dilemma". Menurut pandangan saya perkembangan teknologi sekarang sudah tidak bisa diragukan lagi perkembangannya. Banyak sekali dampak-dampak yang terjadi tentunya berbau positif dan juga negatif. Kita sebaiknya sebagai pengguna media sosial yang bijak harus padai memilah dan memilih mana berita yang valid mana yang hoax. Selain itu seperti yang sudah dilihat pada film dokumenter "The Social Dilemma" banyak sekali hal-hal yang tidak terduga dibalik penggunaan media sosial. Banyak sekali sisi-sisi gelap yang harus kita ketahui dan resapi agar lebih tahu seperti apa media sosial yang sesungguhnya. Mengingat di masa sekarang ini kita sedang dihadapkan suatu wabah besar yang cukup menyerang raga dan psikis kita sehingga harus lebih berhati-hati dalam menerima informasi-informasi tersebut. Sebagai salah satu pemanfaat teknologi informasi dan komunikasi saya cukup mendapat banyak pelajaran bahwa semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi harus semakin berkembang pula kemampuan berfikir kita agar penemuan tersebut dapat berkerja dan digunakan utuk hal positif serta bermanfaat bagi berlangsunya hidup kita. Tetap patuhi protokol kesehatan stay safe, semuanya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun