Rasanya, malam memang merupakan tempat istirahat. Seseorang beristirahat dari penatnya, dan seorang lagi beristirahat dari berisiknya dunia.
Tapi.. bukankah pada malam juga apapun dapat terjadi?
Aku mengingat mengenai kejadian beberapa bulan yang lalu, ketika kerabat dekatku mengatakan bahwa tetangganya menjadi korban pencurian di malam hari. Dengan mengingat itu membuat aku menjadi tersadar jika malam juga tidak seindah itu.
Aku kebingungan, mencari tahu mengapa semua ini terlintas begitu saja dikepalaku. Kenapa justru aku meletakan siang dan malam pada suatu arena pertandingan? Mengapa tidak satu meja makan?
Siang dan malam memiliki hal-hal baiknya tersendiri, dengan caranya sendiri. Malam dengan kesunyiannya, dan siang dengan aktivitasnya.
Tak terbayangkan jika dunia ini hanya ada malam, mungkin tak ada yang namanya wisata, mungkin juga kriminalitas akan semakin banyak, atau adanya penyakit-penyakit menular yang timbul lantaran tiadanya cahaya dan panas matahari.
Jika di dunia ini hanya ada siang hari, mungkin saja manusia dan seluruh makhluk di bumi ini tidak memiliki waktu istirahat, mungkin saja orang-orang akan terus terganggu akan berisiknya aktivitas yang dibuat oleh manusia.
Sepertinya sang pencipta memang sudah mengetahui itu semua, betapa pentingnya kedua hal itu. lantas, mengapakah kita membandingkan keduanya dan meletakannya pada suatu arena kompetisi?
Aku meminum seteguk kopi hitam di sebelah tanganku, menatap layar monitor, menampilkan sebuah halaman salah satu yang sudah selesai dikerjakan.
Bibirku tersenyum, aku puas. Aku mematikan komputer itu, dan segera mematikan lampu. Malam diciptakan untuk beristirahat, dan aku akan menggunakan itu untuk beristirahat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H