“rumah kamu dimana? Mau abang anterin?”
Orang tersebut mengulurkan tangannya, terlihat senyum yang tak biasa ku lihat. Kembali memandang tangannya yang mengulurkan sebuah bantuan kepadaku, aku tertarik untuk meletakkan tanganku kepadanya.
Kami berdua akhirnya berjalan, berjalan bersama ke tempat yang katanya disebut dengan rumah..
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!