Sepertinya aku benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi, namun aku tak berani untuk memeriksanya.
Sebuah perasaan dan suara-suara bergantian menyerang diriku, aku tak dapat menahannya. Ada yang menyuruhku untuk keluar dari rumah ini, namun ada juga yang mengatakan untuk tetap di rumah dan tidur saja.
Orang yang mengatakan untuk keluar memang sangat masuk akal bagiku. Jika aku tidak keluar saat ini juga, mungkin aku tak akan tahu seperti apakah dunia luar yang selama ini tersembunyi bagiku.
Aku perlahan membuka pintu kamar, perlahan-lahan melewati setiap ruangan dan beberapa bagian-bagian rumah yang terlihat cukup sepi.
Pintu keluar sebentar lagi ku dapati, aku mendengarkan sebuah suara-suara yang kecil terdengar oleh telingaku, itu tampak seperti suara seorang wanita dan pria sedang menyatakan perasaannya. Aku tak tahu akan hal itu, aku tak peduli, aku hanya ingin fokus dengan apa yang ku tuju.
Aku keluar dari rumah ini, berjalan menuju pagar dan memanjatnya. Arrgghh… pahaku terkena ujung tajam dari pagar ini, aku benar-benar kesakitan.
Tahan-tahan.. aku tak boleh berteriak, hanya air mataku lah yang tumpah keluar dari tempatnya. Tubuhku beranjak maju ke depan, berusaha menembus gelapnya malam dengan mengikuti cahaya-cahaya dari lampu yang membimbingku ke suatu tempat.
Hingga pada sebuah tempat, gubug kecil dengan pintu kayu penuh tulisan-tulisan aneh dan tak dapat ku baca. Seseorang pria muda menghampiri diriku.
Di bawah lampu yang terang ini aku tak takut dengannya, aku percaya cahaya akan melindungiku dari hal-hal yang buruk.
“adek dari mana? Kok malam-malam sendirian aja?”
Aku hanya diam, aku tak tahu harus mengatakan apa, aku tak tahu harus menjawab apa pertanyaan yang diberikannya.