Selamat pagi, siang, sore maupun malam bagi para pembaca semua. Pada kali ini kita akan membahas tentang tumbuhan. Tumbuhan ada disekitar kita, banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari kita. Kita semua juga tahu bahwa tanaman atau tunbuhan itu terdiri dari tiga organ utama yaitu akar, batang, dan daun. Pastinya kita juga tahu apa fungsi umum dari ketiga organ itu juga. Dari ketiga organ tersebut kali ini kita akan membahas organ yang terletak di atas permukaan tanah yang berfungsi untuk menopang bagian-bagian tumbuhan lainnya.Â
Batang adalah organ pada tumbuhan yang tegak dan bertumbuh ke atas yang berfungsi untuk menopang berbagai bagian tumbuhan lainnya seperti daun, ranting, dahan, buah, dan bunga. Batang adalah bagian pada tumbuhan yang bertumbuh ke atas agar daun dapat mendapatkan sinar matahari untuk melakukan fotosintesis. Batang pada umumnya terdiri dari tiga lapisan atau jaringan utama, yaitu lapisan epidermis, korteks dan stele atau silinder pusat. Secara singkat, jaringan epidermis pada batang adalah satu lapisan sel pipih yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Jaringan epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan lain dibawahnya. Epidermis batang memiliki berbagai macam modifikasi, yaitu stomata, trikoma, sel silika dan sel gabus. Stomata pada epidermis batang akan berkembang menjadi lentisel yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan. Korteks merupakan jaringan yang terletak di bawah epidermis yang tersusun dari sel-sel yang berbentuk bulat, berdinding tipis, dan memiliki vakuola besar. Korteks terdiri dari parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Parenkim terdiri dari sel-sel hidup yang berukuran besar dan berdinding tipis. Parenkim berfungsi untuk melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil. Kolenkim adalah jaringan penyokong atau penguat pada organ tubuh muda yang terdiri dari sel-sel yang berprotoplas hidup dengan penebalan dinding oleh selulosa. Sedangkan sklerenkim adalah jaringan pendukung pada tanaman yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati dan dinding sel yang mengalami penebalan. Lalu fungsi korteks secara umum adalah untuk menyimpan cadangan makanan pada tumbuhan. Stele adalah silinder pusat batang, tempat adanya xilem dan floem. Xilem adalah sebagai pengangkut air, mineral dan floem adalah sebagai pengangkut hasil fotosintesis yang berupa gula untuk seluruh bagian tumbuhan dan kepada bagian tumbuhan yang membutuhkannya.Â
Kita pastinya pernah melihat pada suatu bongkahan kayu atau pada pohon yang sudah ditebang, ada banyak lingkaran yang mengitari batang. Lingkaran itu disebut dengan lingkaran tahun, cincin tahunan atau annual rings. Sesuai dengan namanya, garis lingkar itu adalah cara kita mengetahui usia tumbuhan. Lingkaran tahun ini adalah kejadian alam yang dimiliki suatu tumbuhan yang memiliki kambium. Namun, tidak semua batang tumbuhan memiliki lingkaran tahun ini. Hal ini diakibatkan karena tidak semua tumbuhan memiliki jaringan kambium (atau jaringan meristem lateral). Lingkaran tahun adalah aktivitas dari pembelahan sel-sel yang ada di kambium. Maka dari itu, yang dapat membentuk lingkaran tahun hanya batang tumbuhan yang memiliki jaringan kambium. Sementara kelompok tumbuhan yang memiliki kambium berasal dari beberapa jenis kelompok Gymnospermae dan kelompok tumbuhan dikotil. Kambium pada batang tumbuhan ini dapat membentuk lingkaran tahun atau cincin tahunan ini. Dengan kata lain, lingkaran tahun ini hanya terdapat pada tumbuhan dikotil dan gympospermae yang berbatang keras. Hanya tumbuhan dikotil saja yang memiliki lingkaran pohon karena tumbuhan dikotil dan beberapa tumbuhan gymnospermae memiliki jaringan meristem yang disebut kambium yang terdapat di stele, di antara xilem dan floem pada batang.Â
Ternyata tidak hanya manusia dan hewan saja yang memiliki umur, namun ternyata tumbuhan pun juga mempunyai umur. Kambium yang ada di stele ini adalah lapisan jaringan meristematik pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah dan bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder tumbuhan. Kambium ditemukan pada batang dan akar. Aktivitas kambium, baik pada akar maupun batang memiliki persamaan, yaitu pertumbuhan yang ke arah luar membentuk lapisan tapis, sedangkan pertumbuhan ke arah dalam akan membentuk lapisan kayu. Jika aktivitas kambium tumbuh ke arah dalam jauh lebih banyak, akibatnya kayu yang dihasilkan akan menjadi lebih tebal. Aktivitas kambium sangat dipengaruhi oleh musim. Pada musim hujan aktivitas kambium memperlihatkan pertumbuhan yang lebih tinggi, sedangkan pada musim kemarau lebih rendah. Akibat perbedaan pertumbuhan kambium ini, terbentuklah cincin-cincin konsentris yang dikenal sebagai garis lingkaran tahun atau biasa disebut dengan lingkaran tahun.Â
Faktor lain yang menjadi salah satu penyebab terbentuknya lingkaran tahun adalah musim. Perkembangan kambium pada saat musim hujan berbeda dengan musim kemarau. Khususnya di negara-negara yang berada di daerah tropis seperti di Indonesia, musim dapat dijadikan patokan waktu, dimana musim penghujan dan musim kemarau akan bergantian dengan jarak tiap enam bulan sekali, sehingga dalam satu tahun terdapat dua musim. Hal ini berakibat pada proses pertumbuhan kambium pada tumbuhan, yang mana pada akhirnya akan memberikan bentuk lingkaran kayu yang memiliki perbedaan ketebalan antar lingkar kayu dan juga perbedaan warna kayu.Â
Ketika musim hujan, kambium berkembang lebih dan melakukan pembelahan sel ke arah dalam dan luar. Hasil pembelahan tersebut adalah lingkaran tahun pada batang yang merupakan perbanyakan sel xilem yang memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan sel floem karena sel floem menggembung menyimpan banyak air. Pertumbuhan jaringan xilem tersebeut meningkat mengingat intensitas air yang akan diserap dari tanah meningkat ketika musim penghujan. Akibatnya, akan muncul bagian lapisan kayu yang lebih tebal serta berwarna lebih terang. Sedangkan ketika musim kemarau, kemampuan kambium dalam membentuk xilem akan berkurang karena kebutuhan dan intensitas menyerap air berkurang.Â
Pada saat musim kemarau pun, xilem yang terbentuk akan lebih kecil ketimbang xilem di musim hujan dan warna yang terbentuk terkesan berwarna lebih gelap dikarenakan sel-selnya yang lebih padat dan kering karena kekurangan air. Sehingga kita dapat melihat ada lingkaran yang cokelat tua yang lebih besar dan lingkaran tahun cokelat yang lebih tua. Warna lingkaran yang lebih gelap memiliki sel-sel yang kecil dan menyerap lebih banyak cahaya sehingga warnanya menjadi lebih gelap. Sehingga untuk menentukan usia hidup suatu tumbuhan, kita dapat memakai dua lingakaran yang cokelat muda dan cokelat tua dengan mengasumsikan bahwa satu pasang warna mewakili usia hidup satu tahun.Â
Lalu, apa yang menyebabkan warna beberapa dari lingkaran tahun tersebut berwarna lebih gelap? Warnanya yang gelap disebabkan karena pada saat musim kemarau, aktivitas fotosintesis berlangsung lebih cepat, sehingga gula yang dihasilkan pun lebih banyak sehingga berwarna lebih pekat Berbeda halnya dengan pada saat musim hujan yang hasil fotosintesisnya sedikit karena kurang cahaya matahari, dan jaringannya melingkar pada diameter batang menghasilkan warna yang lebih muda. Lingkaran tahun dapat mudah dilihat pada beberapa jenis kayu yang berdaun lebar. Pada jenis-jenis lain, lingkaran tahun ada kalanya sulit dibedakan terutama di daerah tropis, karena pertumbuhan praktis berlangsung sepanjang tahun.Â
Lalu, apakah lingkarang tahun ini masih valid untuk menentukan usia suatu tumbuhan? Apakah lingakaran tahun ini fakta ataukah hanyalah sebuah fiksi belaka?Â
Ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan lingkaran tahun ini kini sudah tidak valid lagi. Faktor-faktor itu terutama yang berhubungan dengan alam seperti polusi, erosi, tanah longsor, banjir, hujan, suhu, gempa bumi dan lain-lain. Bentuk - bentuk lingkaran tahun seperti ini disebut dengan lingkaran palsu. Misalnya pada daerah yang terkena banjir yang bukan karena hujan yang berlebihan, tanaman mendapat asupan air yang berlebihan, dan kondisi penyerapan air yang berlebih seperti ini sama halnya dengan saat memasuki musim hujan. Â
Pergantian musim juga menjadi salah satu penyebab utama tidak menentunya lingkaran tahun ini. Pada zaman sekarang, tidak bisa kita pungkiri bahwa perubahan musim sudah tidak teratur. Terkadang musim penghujan tidak mencapai 6 bulan dan terkadang pula musim kemarau justru menjadi lebih berkepanjangan yang berakibat pada kekeringan. Apabila pertumbuhan diameter batang pohon membesar, dan terganggu oleh musim kering karena pengguguran daun, ataupun terganggu oleh serangga maupun hama, maka lingkaran tahun dapat terdiri lebih dari satu lingkaran tahun (lingkaran tumbuh) dalam satu musim yang sama. Hama dan juga gulma bisa juga menghambat pertumbuhan sel. Sehingga, bisa saja ketika satu musim hujan yang berarti terdapat pengganggu dalam pertumbuhan lingkaran tahun, lalu saat musim kemarau tidak ada, bisa saja ukuran lingkaran  serta warna kedua lingkaran sama.Â
Selain hama yang dapat menyebabkan aktivitas hidup pada tumbuhan terganggu dan ternyata gulma dan tanaman parasit juga berperan dalam menghambat pertumbuhan dengan cara menyerap makanan dari inang yang menyebabkan kekurangan nutrisi bagi tumbuh inangnya. Sehingga, pertumbuhan kambium juga terhambat seiring dengan pembelahan sel juga terhambat. Misalnya dengan adanya gulma yang menempel di tanaman pada saat musim penghujan sedangkan pada saat musim kemarau gulma sudah dibasmi. Ini memungkinkan tanaman menghasilkan bentuk lingkaran tahun yang sama baik dari segi ukuran maupun warna lingkaran,sehingga sulit dibedakan satu sama lain.Â
Pada akhir - akhir ini, perubahan cuaca makin menjadi tidak teratur. Akibat dari perubahan cuaca yang tidak menentu ini, lingkaran tahun menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur usia tanaman yang sesungguhnya. Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil dari sini adalah bahwa lingkaran tahun pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae ini belum tentu tepat dan akurat karena faktor-faktor alam dan lingkungan tanaman tersebut. Karena Indonesia adalah negara tropis dengan musim yang tidak menentu, lingkaran pohon yang dihasilkan pun juga tidak akan menentu. Jadi, walaupun kita menghitung jumlah lingkaran yang ada pada batang, hasilnya tidak akan akurat. Mungkin jaman dahulu dengan menghitung jumlah cincin tahunan pada pohon dapat menentukan usia pohon tersebut, namun karena perubahan musim baru-baru ini, apalagi dengan adanya Global Warmingyang menghasilkan perubahan iklim, cincin tahunan pada pohon dapat berubah-ubah dan tidak menentu lagi.Â
Saya rasa cukup untuk pembahasan kali ini. Sekian dari saya, terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk membaca artikel ini. Jika ada kesalahan pada tulisan di atas saya meminta maaf yang dan mohon dimaafkan. Sekali lagi terima kasih dan semoga bacaan ini bermanfaat bagi anda semua. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H