Hai sahabat kompasianer..
Siapa disini yang hobi membaca novel ayo mengacung.. hehehe
Saya tertarik pada novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin saat teman saya menunjukkannya kepada saya. Akhirnya saya meminjam novel ini. Menurut saya, novel ini memiliki bahasa yang cukup mudah dipahami.
Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin dikarang oleh Tere Liye. Serta diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Novel ini pun best seller saat diterbitkan.
Tak lama-lama saya akan berbagi ringkasan cerita dari novel "Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin."
Alkisah seorang gadis cantik yang bernama Tania. Ia hidup bersama ibu dan adiknya Dede. Mereka hidup sebatang kara semenjak ayah Tania meninggal.
Hidupnya yang jauh dari kata sempurna. Mereka hanya tinggal disebuah rumah kardus dipinggiran sungai. Belum lagi ibu Tania yang sakit-sakitan.
Terdorong lah hati nurani Tania dan Dede untuk mengamen, demi mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Sebab itulah Tania dan Dede harus putus sekolah. Selama 3 tahun berturut-turut Tania dan Dede mengamen.
Sampai suatu malam saat Tania dan Dede mengamen. Tania meringis karena kakinya yang tertancap paku payung. Disaat itu semua orang yang berlalu lalang cuek dan tidak peduli dengannya.
Datanglah seorang lelaki yang baik hati membantu Tania. Lelaki itu Danar. Danar membersihkan luka Tania, memberikan saputangan untuk kaki Tania.
Danar mengajak Tania dan Dede mengobrol, tentang latar belakang Tania. Mendengar hal tersebut Danar berinisiatif untuk membantu keluarga Tania. Tania dan Dede menerimanya dengan senang hati.
Hari pun semakin larut malam, Tania dan Dede pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Tania menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Alangkah senangnya ibu Tania mendengar kabar tersebut.
Keesokan paginya Danar mendatangi tempat tinggal Tania. Tak lupa ia membawa makanan serta pakaian untuk Tania dan Dede. Danar disambut hangat oleh ibu Tania.
Ibu Tania juga menceritakan semua pada Danar. Alangkah sedihnya Danar saat mengetahui kalau Tania dan Dede berhenti sekolah. Danar berinisiatif untuk membiayai sekolah Tania dan Dede.
Disaat itu Tania yang masih duduk di bangku SD, ia harus kehilangan sosok yang sangat berarti dalam hidupnya. Ibu Tania meninggal dunia, ibunya tak mampu melawan penyakitnya.Â
Dokter memvonis bahwa ibu Tania menderita kanker paru paru dan sudah memasuki stadium akhir yaitu stadium empat. Hingga akhirnya ibu Tania menghembuskan nafas terakhirnya tidak lama setelah itu. Disaat itu Danar selalu berada disisi Tania.
Sejak saat itulah Tania mulai memfokuskan diri untuk belajar. Sampai Tania mendapatkan beasiswa ASEAN scholarship. Tania memutuskan untuk melanjutkan sekolah menengah pertamanya di negara tetangga yaitu Singapura.
Karena kebaikan hati Danar, Tania menyimpan perasaan pada Danar. Ya walau Tania enggan memberi tahu pada Danar. Tania berpikir tak mungkin seorang 'malaikat' menyukai gadis sepertinya.
Sampai dewasa pun Tania masih mengagumi Danar. Akan tetapi Tania sungkan untuk mengutarakannya. Sampai suatu saat Tania mengetahui Danar sudah memiliki calon tunangan.
Serta hari itu juga Danar memberitahu Tania bahwa ia akan menikah dengan Ratna. Hal itu membuat Tania memutuskan untuk tidak kembali ke Indonesia. Tania juga tidak ingin menghadiri pernikahan Danar dan Ratna.
Setelah Danar dan Ratna menikah, Tania memutuskan untuk memutus hubungan. Tania tidak pernah berhubungan satu sama lain. Akhirnya Tania lebih menghilangkan perasaannya pada Danar.
Namun belum sempat Tania bertemu dan menanyakan hal itu kepada Danar. Dedelah yang menceritakan hal yang Tania tidak ketahui selama ini. Jika Danar memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.Â
Tetapi Danar memikirkan perbedaan usia yang terpaut jauh dan merasa dirinya tidak pantas untuk mencintai Tania. Hal tersebut membuat Tania ingin memastikannya pada Danar. Secara langsung hal yang ia dengar dari adiknya.
Tania juga memberitahu perasaan yang selama ini ia miliki dan pendam kepada Danar. Akhirnya mereka berdua menjadi tahu perasaan mereka masing-masing. Namun hal tersebut sudah terlambat karena Danar sudah memilih Ratna dan juga menikah dengannya.
Serta Ratna juga sedang mengandung anak dari Danar. Setelah hal tersebut terjadi Tania memutuskan untuk kembali ke Singapura untuk melanjutkan hidupnya dan memilih untuk melupakan cerita cintanya yang menyakitkan.
Setelah saya membaca novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin ini, saya menemukan beberapa makna:
Memberikan pesan yang memotivasi kita pembacanya untuk terus belajar, bekerja keras dan tidak mudah putus asa untuk meraih impian kita dan akhirnya meraih kesuksesan. Seperti tokoh dalam novel yaitu Tania, tak kenal lelah. Serta adik Tania Dede yang tak kalah semangat seperti kakaknya.Â
Tokoh dalam novel ini memberikan makna bahwa dalam menjalani kehidupan ini kita harus berusaha sesuai kemampuan dan juga menerima dengan lapang dada. Dari novel ini pembacanya menjadi tahu bahwa tidak semua hal yang diinginkan dapat kita raih, terutama dalam hal cinta. Di dalam cerita, Tania merasa enggan untuk mengutarakan perasaannya ada Danar.Â
Disisi lain saya juga menemukan:
Terdapat beberapa istilah bahasa yang lumayan sulit dimengerti oleh kita pembacanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H