"saya ijin bergabung dengan para pejuang" kakak lelakinya Abudullah didepan anggota keluarga,Â
Bapak mengiyakan dengan doa selamat smsentar aku tahu ibu sedih, sudah merasa akan kehilangan anak lelaki yang di cintainya
"Aminah, jangan sedih kita kan di pertemukan disurgaNya kelak" katanya, itulah perpisahan kakak lelaki dalam keluargaku yang entah kemana sekarang kuburnya berada
"Aminah anakku yang cantik mendekatlah kepadaku" kata Bapak menyuruhku  mendengar bisikan di telingaku
"aku tahu kamu suka Sayid kan?' tanya bapak kepadaku
"maaf bapak itu teman di rumah sakit Indonesia, sya hanya.." gugup Aminah menjawab pertanyaan bapak
"tidak usah bahong, Gaza boleh ahncur lebur, kita tidak punya apa-apa sayangku, namun cintamu jangan kamu kubur kemana pun beberlabuh, aku setuju, siapan imammu kelak bapak tetap setuju" jawab bapak menaruh kepercayan kepadaku
"ya Aminah, Lanjutkan saya," jawab ibu kepadaku
"aku harus meninggalkan tanah Gaza ini?' teriaku sedikit menjadi bertanya dan sedih adanya
"barang kali harus, bila kamu akan  hidup mulia" jawab sang bapak kepadanya
"kakak nomor satu mu sudah bersiap membela negeri ini, kamu juga harus bersiap untuk membela negeri ini dengan segala cara yang kamu bisa Aminah" jawab sang ibu lembut di telingaku.