"Bener dik inilah kakak bapak yang foto waktu bapak dan ibu menikah di samping kiri kanan temanten" terang mbak Marni kepadaku.
"Salah satu kakak bapak dibuang di Nusakambangan yang satu dihabisi oleh bapak dan atas nama negara tentara"sambung mas Gatot padaku.
Bapak memang hanya prajurit kecil di tingkat koramil yang diperbantukan memburu para tokoh komunis di sekitar Jogja.
Sebab jiwa korsa yang tinggi atas nama negara semua dilaksanakan demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berideologi Pancasila.
Mas Gatot yang juga menjadi tentara saat ini  tahu dilema hati dan perasaan bapak waktu bertugas.
Buku catatan harian bapak teball namun  sangat rapi hingga tak terasa kami membacanya.
Waktu memang menghendaki apa yang dinamakan revolusi, makar, dan kudeta adalah sebuah hal  memaknai dua hal berhasil atau gagal total harta, benda  bahkan nyawa jadi taruhannya.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H