Masa depan Golkar setelah Airlangga terbitlah Bahlil Lahadalia tangan kanan "raja jawa"
Golkar dalam munaslub nya setelah Airlangga Hartarto mundur sungguh bukan kejutan lagi.Â
Aklamasi membuat partai berlambang pohon beringin ini telah mematikan demokrasi di tubuhnya.
Bagaimana tidak rumor orang dekat "raja jawa" yang diangkat menjadi nyata dalam organisasi parpol Golkar.
Bahlil sebagai calon tunggal semakin buat demokrasi di partai Golkar membuat sentimen negatif diluar munas yang memang luar biasa.
Orang dekat raja jawa
Hasilnya sudah diduga yakni Bahlil menjadi penguasa tunggal Golkar.
Bukan terkejut publik sebab faktor istana sudah diduga publik sebelumnya
Bukan
Analisa publik bahwa mundurnya Airlangga ada pengaruh ordal istana bukan rahasia publik lagi.
Bisa jadi Bahlil sebagai tameng untuk berjaga gejolak politik dari dalam tubuh Golkar.
Sebab isu tuduhan korupsi nikel dari KPK yang dibocorkan Faisal Basri juga menyebut satu nama dari istana.
Tameng politik untuk menjaga lengsernya raja jawa medio tiga bulan yang akan datang.
Siapa raja jawa?
Bahlil dalam pidatonya seakan mewanti-wanti jangan berani kepada sosok" raja jawa" itu.
Sosok raja jawa bisa jadi seseorang yang punya kekuasaan saat ini.
Namun bahlil tidak menyebutkan sosok itu sebab "raja jawa' itu bisa jadi dari kalangan istana saat ini.
Golkar bisa jadi Tameng juga bisa jadi, kelak ada gejolak antisipasi kader dengan kedekatan Ketum Golkar dengan sosok istana bukan rahasia umum lagi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H