Parman dan parmin barusan pulang dari kerja bakti pembuatan TPs di kampungnya. Inilah dharma baktinya kepada nusa dan bangsa walau hanya sambatan pantang berpikir imbalan.
Pemilu damai dan sukses dambaannya siapa yang jadi itulah hayi rakyat yang memilihnya.
"Kang parman ono film apik lho"Paryanto tiba-tiba datang hampiri mereka berdua.
"Sinetron opo kuwi?" Tanya Parmin kepadanya
"Opo drakor to?" Tanya Parman
Mereka bengong bukan tidak tahu namun kabar dari medsos ada film yang tahu *akan ada* kecurangan pemilu kelak.
"Mbuh koyo peramal wae"
"Kuwi hoax opo kuwi sengojo?"
"Kang parmam kang parmin ojo nesu karo aku"
"Sebenarnya apa sih kepentingan mereka?"
"Tidak tahu.."
Tidak tahu juga dibalik ini ada yang resah akan turun tahta juga turun pamor sebab semua sudah garis alam.
"Cakra manggilingan"
'Urip koyo roda iso diatas bisa dibawah putarannya"
Semua orang berhak membuat film dokumenter sebab ada niat didalamnya tentang penyadaran ataupum ajakan untuk pintarkan rakyat atau bodohin.
 Parman dan parmin mencoba bersikap apa adanya tentang info yang diberikan Paryanto film dokumenter dugaan dan analisa kecurangan pemilu yang akan datang.
"Asumsi, dugaan"
"Yo nek bener yen salah?"
"Tetep tenang neng masa tenang"
"Film ini anggap wae hox"
"Beres"
'Tidak usah dipikir kenceng biass wae"
"Anggap saja sinetrom "
"Kok isinya nyata"
"Nyats bener nyata"
'Namun cuma analisa..."
Ketiganya tertawa ringan saja toh arus bawah rakyat sudah pimtar tidak bisa dibodohin lagi.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H