Gaza setelah 7 Oktober 2023
"Jika aku bisa
aku akan terbang dengan sayap kecilku untuk menemuimu
seperti kami yang pernah di jajah 350 tahun
semua harus menjadi nyata
Palestina harus meredeka
itu harga mutlakÂ
dan bila sayap ini aku kepakan kepelukanmu
semua menjadi nyata
tunggu Allash swt maha tahu do'a-do'a kita
Aamiin"
"Ini tentang nasib dan kesempatan emas" kata seorang teman kepadaku
"Kita melawan gajah yang di dukung oleh badak-badak besar kawan?" aku menyahut sekenanya
"kita harus menuju jalan lurus Allah Swt" jawab penuh semangat
Aku tidak tahu apa yang di rencanakan oleh rakyat Palestina dengan brigade Hamas dan aku tidak tahu betapa licinnya Israel di mata dunia.
Pendatang yang mendongkel tuan rumahnya, cerita sedih ini tidak pernah di lupakan oleh rakyat Palestina hingga kini, sederet cerita sedih yang berbaur dendam dan harga diri memperjuangkan tanah kelahirannya.
"bukankah Palestina yang mengakui pertama kali kemerdekaan Republik Indonesia " kata orang-orang tua kepadaku
"benar, atas di pembukaan UUD 1945 kita juga sudah tertera bahwa penjajahan di muka bumi harus di hapuskan" jawabku penuh optimis
"penghancuran dan pemusnahan etnis semakin menjadi Gaza menjadi lautan api dan membara semua di habiskan oleh Israel dalam kurun dua puluh hari masa "atas nama balas dendam " dengan hamas" headline koran itu masih aku baca dengan cermat dan inilah dampak setelah tanggal 7 Oktober  itu menjadi nyata hingga kini.
Apakah harus menyesal untuk  semu ini?
Ataukah kita harus memanggil para pahlawan Holywod untuk mengatasi krisi ini?
Pertanyaan gila dan jawaban gila karena mereka yang tahu duduk permasalahan ini malah menutup mata atas nasib dan terbunuhnya beribu rakyat Palestina yang bukan saja pemboman yang hampir menewaskan 10.000 jiwa dan ratusan ribu rakyat palestina sakit dan terluka parah.
Sudah saatnya merdeka
sebab banyak duri-duri yang harus di cerabut
dengan darah, nyawa dan harta benda dan air mata
aku hanya bisa berharap semua harus di akhiri segera
Selamat merdeka
Tulisan  sajak darimu itu membuat aku kaget betapa mudah darah dan air mata serta nyawa di layangkan demi tanah air tercinta dan demi mengusir penjajahan di negerimu saat ini Â
"Assalamu'alaikum ya shohibul kawan Indonesia bila sajak ini sudah di tanganmu, aku juga mohon maaf bila selam ini salah kata dan perbuatan kepadamu, aku hanya berharap semua baik-baik saja dan demi untuk tanah airku aku korbankan semunya, Allahu'akbar, Wassalamu'alaikumÂ
***
Biodata :
S.Djum  dari jogja untuk ngeri  Nusantara Indonesia
Seorang guru yang menulis kembali dalam berbagai kesempatan
mengajar sebagai guru SLB sejak sepuluh tahunÂ
kembali menulisÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H