Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Jogja 1965 (09)

18 September 2023   14:05 Diperbarui: 18 September 2023   14:14 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ujung jalan jadi saksi

Lalu lalang

Menatap nanar panas di depan benteng Vredeburg

Baca juga: Jogja 1965

Angin terasa panas

Pertanda musim kemarau masih melanda

Aku hanya berharap hasil tani bapak cukup untuk kami

Sebab kata orang selokan Mataram baru diperbaiki

Berjalan dari pasar beringharjo ke arah benteng

Tempat tangsi tentara

Menunggu di Benteng bekas Koloni Belanda

Tepat di selatan berdiri tegak bangunan kuno

Menghadap angkuh di kiri kanan istana negara

Gedung besar kantor pos dan perusahaan belanda

Menutupi keraton Kasultanan Ngayogyakartahadiningrat

Dan alun-alun utara 

Dengan angkuh nya

***

Beti membuatku semakin yakin mas Bagus tidak pernah neko-neko dengan Lindri walau aku tahu peran panggung mereka biasa dijalankan untuk memikat penonton dan juga menyihir dengan cerita cinta panggung mereka yang terlibat pentas drama, ketoprak dan pembacaan puisi dengan penuh penghayatan di  hati.

Jogja sedikit malaria, sebab ada terdengar saling demo antar faksi dan partai juga da saling serang antara beberapa kelompok organisasi pemuda kiri dan kanan mereka membela prinsip yang mereka "perjuangkan"

"Sejak kongres PKI di Kotagede  semua sudah tahu apa yang diinginkan kelompok kiri itu tri harusnya kang mas mu itu tahu Lekra itu di bawah partai kiri itu" kata Beti kepadaku lagi.

"Aku sudah bilang kepada mas Bagus, tetapi telinganya seperti telinga ceting , tidak mau hanya ingin salurkan bakat seni saja, tidak ngaruh politik" kataku sedikit membela mas Bagus.

"Ya bagaimanapun yang tercintalah yang bisa pengaruhi prinsip itu" kritik Beti kepadaku

"Semua terserah kita, akhir-akhir ini semua mencari apa yang kita cita-citakan dan harus diperjuangkan dan inilah mengapa orang kiri berambisi untuk menguasai segala lini yang ada " jawabku semakin yakin atas semua ini

Dilema yang terbawa suasana memperjuangkan ekonomi diri dan bangsa dengan ras gengsi yang  komando trikora masih aku ingat ketika pertaruhan untuk mempertahankan  dan komando anti imperialisme dan kolonialisme  mempertahankan Irian Jaya masih kami ingat

Namun komando Ganyang Malaysia juga mempengaruhi kami sebagai mahasiswa ternyata juga didukung oleh golongan kiri yang seperti meniup angin di bara api di tungku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun