Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kutjing Manis Pujaan Hati (13) Sore di hari Sabtu

16 September 2023   16:45 Diperbarui: 16 September 2023   16:49 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aku harus bertanya tentang rasa

capek sedih

suka dan gembira jadi satu

aku begitu larut dalam suasana sore ini

mohon

dan maaf

aku tidak bisa penuhi hasrat-hasrat  liarmu

tentang hari yang begitu cepat berlalu

Baca juga: Jogja 1965 (08)

nasib

atau sia-sia hari ini

karena aku tidak pernah memohon maaf darimu

tentang kesalahan masa lalu

***

"aku harap kamu tahu bertapa berat hari ini mengais rezekiNya harus tetap kita syukri" kataku kepada istriku sore ini

"ini tentang hidup mas bukan filosofi" bantah istriku lagi

"bukan, ini tentang" jawabku belum selesai istriku memotongnya

"bukan tentang capres atau anggota legislatif , bulsit mereka mas" kelu istriku

Bagimanapun  harga beras sudah naik seperti bensin yang enak begitu saja naik dan turun aku tidak pernah peduli walaukadang tidaka ada nasi di meja makan, istriku tetap tersenyum manis sore ini,

"nasi lele kesukaanmu sayang" 

'sudah makan mas?'

" ya "

"benar?"

aku tidak sampai hati  dengan ketidak jujuranku sore ini aku hanya ingin lihat wajah istriku ceria walau aku harus berbohing sudah makan sore ini.

"enak mas"

"ya"

"kok ya dan ya?"

"benar"

"benar apanya mas?"

"sabtu ini belum gajian, mandor belum datang semua manyun"

"jadi belum makan ya mas?"

"jujur, aku.."

"kamu bohong kangmas.."

"ini tidak bohong"

"tadi.."

"apa mas?'

"belum juga,,"

Rasanya aku tidak berani tidak jujur dan harus jujur apa adanya tentang perut yang belum terisi dan upah buruh mingguan yang di bawa sang mandor 

aku hanya ingin kamu bahagia sayangku

'

Tok tok suara pintu di ketuk

Aku berlari kearah pintu dan terlihat oleh aku mas Ranto

"ini mas"

'terimaksih mas ranto"

"ini roti sekaleng dari pak mandor semu adapat dan,,"

"apa ini mas?"

"gaji kita seminggu ini.."

rasanya plong .... seperti es mengguyur badan  alhamdulilah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun