Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Roman

Jogja 1965 (08)

15 September 2023   13:39 Diperbarui: 15 September 2023   13:42 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun aku tidak tahu kepastian apa yang mau kamu perjuangkan

Di detik awal hingga nanti

Suatu sore di sebuah perguruan tinggi di Jogja, ...

Kelas kuliah siang ini  terasa lain aku menikmati suasananya banyak guru besar yang masih saja libur di ganti asisten dosen membuat semangatku kala itu mulai kendor.

Banyak kasak-kusuk di ruang senat mahasiswa tentang perlawanan golongan kanan dan nasional terhadap golongan kiri yang dimotori PKI, aku menyebutnya pokrol dan pokrol, sebab mereka sebenarnya memperjuangkan ego dan ambisi dari kelompok yang mereka dukung.

"Partai mulai terpengaruh gaya Sukarno, yang menjadikan Nasakom sebagai panjinya" kata Beti kepadaku, semua menjadi gelisah

"Banyak barisan pelajar yang ikutan mba" tambahku lagi

"Safitri ini tentang apa ya, kok rasanya aku tidak enak dengan hari-hari ini" imbuh Beti kepadaku.

'Aku juga merasa ada sesuatu" jawab Safitri kepada Beti. Ini tentang fakta bahwa kliping dari berbagai koran kiri  banyak wartakan kegiatan dan kontra perlawanan partai PKI melawan kelompok kanan yang cenderung bertolak belakang.

"Masih di Jogja" kata Beti kepadaku,

"Aman apa maksudmu?' tanyaku kepadanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun