Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kutjing Manis Pujaan Hati (11) Jumat yang Berkah

28 Juli 2023   19:25 Diperbarui: 28 Juli 2023   19:36 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"hari ini adalah hari jumat

apakah kamu akan tahu

betapa hari ini

bisa jadi adalah hari terakhirmu

bisa berjamaah

dengan karib dan saudara kita di masjid

.....

Jumat hari ini aku menunggu seseorang yang tidak pernah orang lain perhatikan, aku menunggu untuk sekedar bercengkerama sesudah sholat jumat di masjid sudut kampung tempat aku tinggal, seseorang yang bagi orang lain tidak istimewa namun buatku sangat  istimewa bukan ustadz atau pejabat.

Aku menunggu karena ada rasa rindu yang selalu mendera hatiku, bila melihat sosok ini teringat selalu mendiang bapak yang dulu sangat rekoso membuat aku bisa jadi orang seperti ini. 

"sebagai manusia lumrah bisa jadi kita akan  disegani orang lain"kata bapak kala itu

"namun pak aku takut mereka takut kepadaku" jawabku singkat

"benar itu nak' jawab bapak singkat

"jadi mending di takuti atau di segani?" tanyaku lagi 

Kulihat bapak mengambil nafas dalam sebelum menjawabnya 

"bukan masalah itu pilihan sulit dalam hidupmu kelak nak" jawabnya penuh teka-teki dalam benakku yang dalam

"namun saya juga harus memilih" jawabku membuat kaget bapak yang sedang berpikir atas pertanyaan aku diatas

"boleh, namun kita harus sadar diri dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan nak" jawabnya berwibawa 

Jumat ini sungguh seakan waktu terlalu lama untuk menemukan lagi sosok bapak dari sosok yang aku tunggu namun hari ini sepertinya bapak tidak jumat disini dan aku tidak tahu kenapa semua ini harus menjadi sebuah tanda tanya yang aku sendiri merasa bersalah bila mengharapkan semua ini berlalu dengan indah.

Aku terkesan bahwa hidup ini harus berbagi bapak itu selalu datang kesini dan menikmati takjil setiap jumat  dan bagiku itulah yang kau harapkan bisa berbincang lagi dengannya yang penuh kewibawaan dan juga penuh pertemanan bila kami berbicara sekedarnya di serambi masjid.

Ibadah Jumat siang ini selesai semua orang sudah pergi beberapa makanan sisa masih ada di box bekas mie itu aku lihat bapak itu benar-benar tidak datang

"mas masih belum pulang?" mas Noto takmir masjid ini

"saya menunggu tempat makanan ini habis isinya mas" jawabku sedikit berbohong

"menunggu siapa mas?'

"hm..bapak itu yang selalu datang kesini"

"maaf mas..aku duluan ya nanti tanya mas Agung yang masih didalam itu" 

Aku diam dan diam menunggu satu persatu jamaah masjid pulang jum'atan siang ini

"mas Agung " teriaku kepadanya

"ada apa mas?" tanya sedikit kaget waktu aku teriak

'takjilnya jumat berkah mas" aku sodorkan makan dri rumah itu kepadanya

"mas masih menunggu saya?"

"saya menunggu bapak yang pemulung itu mas.."

"sudahlah mas"

"kok sudah?"

"saya mau pulang terimakasih"

Aku bertanya-tanya ketika semua  aku tanya semua tidak mau tahu menahu tentang banpak yang setahuku pemulung bajunya lusuh dan selalu kumal itu tidak ada dan tang lagi di masjid ini.

"itu kamu sendiri mas"

"kok bisa?'

"ragamu tidak  pernah membuat hatimu rapi"

"kok tahu?"

"aku tahu"

"sabar di mulutmu, beda hatimu"

"aku tidak bisa tidak ..tidak..jawabku  keras

"lupakan" jawab semua orang di sekitar aku

"Sinar itu semakin terang

diantara gelapnya sore ini

aku rasakan dingin menyergap anggota tubuhku

bukan dingin sembarang dingin

seperti jogja saat ini

dingin

kaku

membeku

semua...sepi"

.......2872023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun