Keringat bercucuran bukan habis bekerja keras
ataupun olah raga
semua berharap kepada semilirnya angin pagi ini
mengharap iba sang kuasa
tidak seperti biasanya
banyak penjual kipas angin sedikit tersenyum
penjual ac sumringah
sementara beberapa orang penjual minuman botol kemasan semakin intens ber koar di media
demi tuntaskan dahaga
ini perubahan iklim bukan gelombang panas
sama saja kata istriku di rumah
semua ,,,
merasakan
banyak orang yang ingin menghindarinya
'opo aku harus ngligo,'
tanya istriku lagi
"boleh asal di kamar kita"
dia tersenyum kecut
mengupas buah, minum air putih supaya tidak dehidrasi
lupakan
masih kita lupakah bersyukur dari nikmat-nikmatNya?
karena musim sudah berganti
dari penghujan ke kemarau
dari musim rambutan ke musim lebaran
sekarang  jelang matahari dia tas equatot katulistiwa
aku coba menulis tentan gerah pagi ini
tetaplah senyum hadapi ini
dan jangan lupa payung, takbir surya atau masker dan juga sebotol air minum
semua sudah  ada yang ngatur kata mas dani kepadaku
dan kita manut ikut aturan itu
Semua sudut jogja berkata
air-air dan panas-panas
sesungguhnya siapa yang mulaiÂ
lupa kita juga yang merusak alam ini
dan kita yang ngunduh wohing pakarti sekarang..
...lupa
...gerah
1742023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H